Temuan Kota yang Hilang di Samudra Atlantik Gegerkan Ilmuwan, Ada Apa?

Sabtu, 28 Januari 2023 | 14:04

GRIDVIDEO - Sebuah temuan 'kota yang hilang' di dasar Samudra Atlantik sempat buat geger para ilmuwan.

Temuan kota yang hilang tersebut terjadi pada tahun 2000 silam.

Bermula saat para ilmuwan menjelajah Samudra Atlantik dengan menggunakan kapal selam tanpa awak.

Siapa sangka, ilmuwan-ilmuwan itu mendapati ada sebuah cahaya biru di salah satu sudut Samudra Atlantik.

Rasa penasaran atas cahaya biru itupun mengantarkan para peneliti tersebut menemukan 'kota yang hilang'.

Diketahui ternyata cahaya biru tersebut berasal dari medan hidrotermal yang ada di salah satu bangunan yang ditemukan.

Sebuah bangunan yang terbentuk dari tumpukan jamur toadstool dan monolit raksasa ditemukan oleh para ilmuwan.

Bangunan itu tinggi menjulang sekitar 60 meter dan ditemukan di kedalaman 700 meter di bawah permukaan laut.

Menara itupun cukup mengejutkan bagi ilmuwan karena memiliki medan hidrotermal.

Sementara itu, menara ini memiliki cerobong asap yang memutahkan gas sepanas 40 derajat celsius.

Ternyata bangunan ini merupakan rumah dari sejumlah siput dan krustasea serta hewan laut besar lainnya seperti kepiting, udang, bulu babi, hingga belut laut.

Menara di kota yang hilang ini juga diketahui menghasilkan hidrokarbon.

Namun hidrokarbon yang dihasilkan ternyata bukan terbentuk dari karbon dioksida atmosfer atau sinar matahari.

Tetapi dari reaksi kimia di dasar laut dalam, padahal diketahui bahwa hidrokarbon merupakan baha penyusun kehidupan.

Hal tersebut menurut para ilmuwan membuka kemungkinan kehidupan makhluk di bumi berasal dari habitat seperti ini.

Melansir dari Science Alert, keberadaan kota yang hilang di Samudra Atlantik itu terancam karena adanya aktivitas penambangan laut pada tahun 2018.

Polandia pada tahun 2018 mengumumkan terkait penambangan laut yang dilakukan di sekitar kota yang hilang tersebut.

Meski tak ada sumber daya berharga yang bisa dikeruk, aktivitas manusia di sekitar kota yang hilang itu bisa menghancurkan situs penting tersebut.

Bahkan akan menimbulkan konsekuensi yang mengancam bagi pelestarian situs kota yang hilang di Samudra Atlantik tersebut.

(*)

Baca Juga: Sejarah Jeonnam Dragons, Klub Baru Asnawi Berpeluang Naik Kasta!

Baca Juga: Mengapa Orang Keturunan China di Indonesia Jarang Pakai Nama Tionghoa?

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya