Kisah Simo Hayha, Satu Sniper Terhebat di Dunia yang Habisi 505 Nyawa!

Sabtu, 14 Januari 2023 | 18:28

GRIDVIDEO- Sejumlah nama tercatat dalam buku sejarah sebagai penembak jitu atau sniper terhebat di dunia, salah satunya adalah Simo Hayha.

Nama Simo Hayha mendunia usai dirinya menjadi salah satu orang yang berperan penting selama Perang Musim Dingin 1939–1940 antara Finlandia dan Uni Soviet.

Bahkan dalam periode tersebut, Simo Hayha sang Sniper telah mampumenghabisi505 nyawa tentara musuh.

Lahir pada 17 Desember 1905 di desa Kiiskinen, Rautjarvi, Finlandia sebelum direbut Uni Soviet, Simo Hayha tak disangka menjadi salah satu legenda sniper terhebat di dunia.

Awalnya Simo Hayhahanyalah seorangpetaniyang memiliki beberapa hobiseperti ski salju, berburu, dan menembak.

Namun siapa sangka, hobi Simo Hayha itu justru menunjang kemampuannya saat ikut mengangkat senjata untuk berperang.

Dikutip dari historyextra.com, Dalam Perang Dingin tahun 1939-1940, Hayha berjuang untuk Finlandia melawan Uni Soviet.

Hayha sendiri menjadi bagian dari Batalyon 6, Resimen Infantri 34 Finlandia selama 98 hari yang ternyata tak pernah terlihat dan terdengar oleh banyak oran.

Bahkan selama kurun waktu tersebut, meski jarang diketahui sosoknya, Hayha telah mampu membunuh 25 orang dalam sehari kala itu.

Karena reputasinya sebagai penembak jitu atau sniper, Hayha bahkan dijuluki oleh tentara Uni Soviet kala itu sebagai The White Death.

Satu peluru satu nyawa, begitulah pedoman Hayha kala mengangkat senjata sniper yang selalu ia tenteng di medan perang.

Kemampuan mengerikan Hayha tersebut sampai-sampai membuat Uni Soviet mengerahkan pembom mortir untuk menewaskan sang sniper.

Ternyata banyak upaya untuk menghabisi nyawanya tak membuat Hayha terancam, bahkan Hayha semakin menjadi-jadi.

Namun suatu ketika, sebuah peluru artileri mendarat di dekat lokasi menembaknya hingga membuat bagian belakang mantel besar yang digunakan Hayha hancur hingga membuat goresan kecil di punggungnya.

Kejadian yang hampir merenggut nyawanya itu ternyata tidak membuat Hayha takut sedikit pun.

Selama betugas sebagai penembak jitu bahkan Hayha sampai mampu mengembangkan teknik-teknik cerdas, seperti menuangkan air ke salju di depannya agar semburan moncongnya tidak mengekspos lokasinya dengan mengganggu cahaya salju.

Selain itu, karena pengalamannya bergerak di barisan depan membuat Hayha juga ahli dalam memanfaatkan suara, asap serta tembakan artileri untuk mengelabuhi pergerakannya.

Sementara itu untuk mengetahui arah di medan perang, Hayha hanya mengandalkan ingatannya karena langkanya peta pada masa itu.

Tapio Saarelainen via historyextra.com

Sniper paling mematikan dalam sejarah, Simo Hayha

Hayha juga diketahui sangat detail dalam mempersiapkan diri sebelum melakukan eksekusi penembakan pada pasukan lawan, hal itu ia lakukan pada malam hari.

Hayha semakin mahir dengan persiapan yang ekstensif untuk menembak.

Sebagai penembak jitu dan sangat mengandalkan senjatanya, Hayha dikenal sebagai prajurit yang sangat perhatian terhadap senjatanya salah satunya ia sering membersikan snipernya sebelum dan sesudah misi.

Sementara itu, senjata yang selalu menemani Hayha dalam menjalankan tugas sebagai sniper adalah M/28-30 yang telah ia miliki sebelum pecah perang.

Padahal senjata sniper yang dimiliki Hayha tersebut tak memiliki teleskopik tetapi tetap berbahaya bila telah di tangannya.

Itu adalah senjata dasar, tapi yang telah dia kuasai melalui pengalaman bertahun-tahun.

Dalam kurun waktu perang dingin tersebut, Hayha seperti menjadi mimpi buruk bagi pasukan Soviet kala perang di hutan.

Namun pada 6 Maret 1940, Hayha harus mengalami nasib nahas ketika menjalani misi di hutan Ulismaa di wilayah Kollaa karena ia terkena peluru peledak dari serangan pasukan Sovet.

Hal tersebut memngakibatkan Hayha mengalami koma selama seminggu dan menderita luka di wajah yang tak pernah membuatnya lupa.

Sampai perang berakhir, Hayha kembali menjadi petani seperti profesinya dulu, namun namanya tetap dikenal sebagai salah satu penembak jitu atau sniper terhebat sepanjang sejarah.

Tapio Saarelainen

Setelah terkena peluru peledak saat serangan Rusia, Simo Häyhä menderita bekas luka di wajah dan rasa sakit yang hampir terus-menerus selama bertahun-tahun.

(*)

Baca Juga: Sejarah Dunia Berubah Gegara 5 Kisah Perselingkuhan Fenomenal Ini!

Baca Juga: Kisah Manuskrip Ulama-ulama Jawa Timur di Arab Saudi Sampai Jadi Bahan Pendidikan S3

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya