GRIDVIDEO.ID - Viral di media sosial terkait perang Indonesia-Australia yang disebut-sebut telah diramalkan oleh sosok kondang Michel de Nostredeme atau Nostradamus.
Bahkan disebut-sebut perang Indonesia-Australia bakal pecah pada tahun 2037 mendatang.
Nama Nostradamus sendiri memang tak asing lagi di telinga sebagai seorang peramal peristiwa-peristiwa penting di dunia.
Sejumlah ramalan yang pernah dibongkar oleh Nostradamus antara lain adalah insiden gedung World Trade Center (WTC) tahun 2001.
Tak hanya itu saja, bahkan disebut-sebut Nostradamus juga telah meramalkan terkait kematian Ratu Elizabeth II pada tahun 2022 ini.
Dalam buku yang ditulis oleh Nostradamus disebut masih banyak lagi ramalan-ramalan terkait kejadian yang terjadi di dunia.
Termasuk juga disebut pula Nostradamus menuliskan ramalannya terkait perang Rusia-Ukraina yang kini masih berkecamuk.
Baca Juga: Konflik Indonesia-Australia Memanas, Negeri Tetangga Klaim Sepihak Pulau di NTT?
Terkait perang Indonesia-Australia sendiri, Nostradamus disebut telah menuliskannya juga dalam buku yang ia karang.
Nostradamus sendiri menulis terkait awal perang dimulai dengan serangan Australia pada negara yang memiliki pelabuhan, jembatan dan tugu pahlawan.
Selain itu, disebut-sebut bahwa pelabuhan yang diserang oleh Australia merupakan bandar terbesar kedua yang disinyalir adalah Surabaya.
Bahkan monumen terbesar dan tugu pahlawan besar juga keberadaannya ada di Surabaya.
Namun Nostradamus meramalkan perang Indonesia-Australia terjadi karena perebutan supremasi atas Laut Hindia.
Konflik tersebut diramalkan oleh Nostradamus makin membesar hingga memicu terjadinya perang besar.
Atas ramalan Nostradamus terkait perang Indonesia-Australia tersebut kini membuat jagad media sosial Tanah Air gempar.
Sebagai informasi, Nostradamus sendiri adalah seorang peramal asal Perancis yang lahir pada tahun 1503 dan meninggal pada tahun 1566.
Kini konflik antara Indonesia-Australia tengah jadi sorotan usai klaim atas Pulau Pasir di dekat Nusa Tenggara Timur mencuat.
Bahkan penduduk adat NTT telah menyampaikan gugatannya ke Pengadilan Canberra Australia atas klaim Pulau Pasir.
Melansir dari Kompas.com, penduduk adat NTT merasa Pulau Pasir merupakan peninggalan dari nenek moyang yang harusnya masuk wilayah administrasi Indonesia.
Namun demikian, disebut-sebut Kementerian Luar Negeri justru mengkonfirmasi terkait klaim Pulau Pasir yang dilakukan Australia sudah sesuai adanya.
Hal itu tak lain karena wilayah yang masuk dalam teritorial Indonesia tak lain adalah bekas jajahan Belanda.
Sementara itu Pulau Pasir sendiri tidak masuk dalam wilayah penjajahan Belanda pada masa lampau.
(*)
Baca Juga: Senator Australia Lempar Kotoran Sapi ke Wajah Bali, Anggota DPR RI Murka