Brigadir J Sesak Napas, Kata-kata Terakhirnya Tersiram Air Mata

Selasa, 25 Oktober 2022 | 19:41

GRIDVIDEO - Brigadir Nofroansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J sempat menangis dan sesak napas dan kata-kata terakhirnya kepada sang kekasih tersiram air mata.

Kekasih Brigadir J, Vera Maretha Simanjuntak, memberi kesaksian dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2022), Brigadir J tampak penuh beban dan ancaman saat terakhir menghubunginya.

Berkali-kali, Brigadir J menceritakan kepada Vera bahwa ia sedang menghadapi masalah.

Hanya saja, Brigadir J enggan menjelaskan detail masalahnya.

BACA JUGA: Membongkar Isi Tas Wanita Bersenjata yang Menerobos Istana Merdeka

"Ceritakan Bang, jangan dipendam sendiri," desak Vera kepada Brigadir J yang mereka kontak lewat ponsel.

"Biarlah Abang yang nanggung ini," jawab Brigadir J seperti ditirukan Vera.

Saat berkomunikasi itu, tutur Vera, Brigadir J sampai menangis dan sesak napas.

Bahkan, ia kemudian mengeluarkan kata-kata yang mengagetkan Vera.

BACA JUGA: Sengaja Agar Dianggap Psikopat, Analis Kriminolog Bongkar Tujuan Senyum Rudolf Tobing

"Kenapa kamu masih nunggu Abang, Dik? Bukalah hatimu untuk laki-laki lain. Nanti kau punya anak, kalian bahagia, abang biarlah sendiri," kata Brigadir J.

Brigadir J tewas ditembak Bharada E atas perintah mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, 8 Juli 2022.

KURANG AJAR ORANG INI

Menurut Vera, Brigadir J sempat mengubungi dirinya pada tanggal 7 Juli, atau sehari sebelum tewas.

Bahkan, satu jam sebelum ditembak, Brigadir J sempat menghubungi Vera, tapi tak lama.

"Tanggal 7 (Juli) malam, jam 8 malam, saya posisi dinas malam. Saya dapat satu panggilan tak terjawab. Saya telepon balik, tapi putus. Setelah itu ada langsung ada empat panggilan tak terjawab," tutur Vera.

BACA JUGA: VIDEO VIRAL: Salah Disebut dari India, Ahsan/Hendra Kena Misi Balas Dendam

"Jam setengah 9 malam, dia (Brigadir J) telepon lagi, saya angkat," tambahnya.

"Lagi di mana, Dik?" tanya Brigadir J seperti ditirukan Vera.

"Lagi dinas malam," jawab Vera.

Tiba-tiba, Brigadir J langsung cerita tentang keadaannya di Jakarta dan dalam suasana emosi.

"Kurang ajar orang ini, kurang ajar orang ini. Aku dituduh bikin ibu (Putri Candrawathi) sakit," kata Brigadir J kepada Vera.

"sakit apa?" tanya Vera balik.

"Enggak tahu saya," jawab Brigadir J.

Pernyataan Brigadir J itu membuat Vera cemas sekaligus penasaran, hingga ia kembali bertanya tentang siapa yang menuduh kekasihnya itu.

"Emang Abang apain Ibu? Ada pukul Ibu?" tanya Vera.

BACA JUGA: Komnas HAM Juga Tengah Cari Hasil Lab Pembanding Gas Air Mata Usai Mengantongi Laporan

"Ya enggaklah," jawab Brigadir J.

Lalu, Vera bertanya siapa yang mengancamnya, namun Brigadir J hanya menyebut, "Squad, squad sini."

Vera memberi dukungan moral agar Brigadir J tidak takut difitnah, dan Brigadir J pun menjawab, "Iya, nanti dikabari lagi."

Pada hari berikutnya, Jumat (8/7/2022), Brigadir J kembali menghubungi Vera.

Ternyata, komunikasi pada pukul 16.51 merupakan komunikasi terakhir antara Vera dan kekasihnya, Brigadir J.

BACA JUGA: Timnas U-20 Indonesia Sikat Cakallikli Spor, ini Komentar Shin Tae-yong

Begitu Vera mengangkat telepon, Brigadir J buru-buru menyudahi percakapan, seolah ada sesuatu yang urgen.

"Nanti ya Dik dikabari lagi," kata Brigadir J.

"Sudah itu yang terakhir dan tidak ada lagi (komunikasi dengan Brigadir J)," ungkap Vera dalam persidangan.

Sebab, pada pukul 17.16, sesuai surat dakwaan, Brigadir J tewas ditembak Bharada E atas perintah Ferdy Sambo.

Jaksa penuntut umum mengatakan, pembunuhan berencana itu dilakukan bersama dengan Ferdy Sambo, istrinya Putri Candrawathi, asisten rumah tangga Kuat Ma'ruf, dan Bripka Ricky Rizal.

Editor : Hery Prasetyo

Baca Lainnya