Gangguan Ginjal Akut Misterius Masih Mengancam, Ini Datfar Sirup yang Diteliti

Sabtu, 22 Oktober 2022 | 05:16

GRIDVIDEO - Munculnya gangguan ginjal akut progresif atau acut kidney inury yang diduga akibat meminum obat berbentuk sirup masih mencangam, sehingga masyarakat diimbau jangan beli obat sirup dulu.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah mengeluarkan instruksi agar seluruh apotek tidak menjual obat bebas maupun obat bebas terbatas dalam bentuk cair untuk sementara ini.

Larangan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal Pada Anak.

BACA JUGA: Eksepsi Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo Ditolak Jaksa Penuntut Umum, Putusan Sela Dibacakan Pekan Depan

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kini terdapat 192 kasus gangguan ginjal akut misterius di 20 provinsi hingga 18 Oktober 2022.

Data itu merupakan kasus kumulatif sejak Januari 2022.

Rinciannya, 2 kasus terjadi di Januari, diikuti 2 kasus di bulan Maret, lalu 6 kasus pada bulan Mei.

Pada bulan Juni terdapat 3 kasus, lalu pada bulan Juli ada 9 kasus.

BACA JUGA: Indonesia Segera Punya Kapal Induk Buatan PT PAL Tahun 2023!

Bulan Agustus terjadi lonjakan mengerikan, karena terdapat 37 kasus dan pada bulan September semakin banyak dengan 81 kasus.

"Seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan atau bebas terbatas dalam bentuk sirup kepada masyarakat sampai dilakukan pengumuman resmi dari Pemerintah, sesuai ketentuan peraturan perundah-undangan," demikian surat edaran pada Rabu (19/10/2022).

Kemenkes juga menginstruksikan para tenaga medis di pelayanan kesehatan, termasuk dokter, tidak membuat resep obat cair atau sirup kepada pasiennya.

HINDARI PARASETAMOL SIRUP

Sementara itu, IDAI mengimbau kepada masyarakat untuk sementara waktu tidak memberikan obat batuk atau parasetamol sirup.

Ini sebagai upaya kewaspadaan menyusul adanya gejala penyakit serupa di Gambia, Afrika.

Di negara itu, banyak anak yang meninggal dunia karena mengonsumsi parasetamol sirup yang diproduksi oleh India.

BACA JUGA: Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Didatangi Polisi Berkali-kali Saat Akan Lakukan Otopsi

Parasetamol sirup itu ternyata mengandung senyawa etilen glikol yang berbahaya, terutama kepada ginjal.

Sirup-sirup itu antara lain Kovexmalin Baby Cough Syrup, Promethazine Oral Solurion, Makoff Baby Cough Syrup, serta Magrip N Cold Syrup.

Empat obat sirup untuk mengatasi batuk pada anak itu semuanya produksi Maiden Pharmaceuticals Limited, India.

Untungnya, menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), keempat produk sirup itu tidak beredar di Indonesia.

BACA JUGA: Buku Hitam Ferdy Sambo, Berisi Informasi Penting Kepolisian?

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengaku tidak memiliki kewenangan menyetop peredaran sirup untuk batuk pada anak.

Namun, belajar dari kasus yang ada, maka IDAI merekomendasikan kepada masyarakat untuk sementara waktu menghindari obat berbentuk sirup.

"Memang, belajar dari kasus di Gambia, belajar juga dari kecurigaan etilen glikol, IDAI merekomendasikan tidak menggunakan dulu parasetamol sirup. Ini kewaspadaan dini saja," jelas Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K).

PENGUMUMAN OBAT AMAN

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya dengan BPOM telah melakukan penelitian terhadap obat sirup yang dikonsumsi pasian gangguan ginjal akut misterius.

Ia juga mengungkapkan, penelitian dilakukan menyusul adanya dugaan cemaran etilen glikol pada obat-obat berbentuk sirup dan menyebabkan gangguan ginjal akut.

Maka, Kemenkes berencana akan membuka dan mengumumkan jenis-jenis obat sirup yang aman untuk dikonsumsi.

BACA JUGA: Indonesia Harus Siap-siap, Pakar: Perang Dunia 3 Sudah Dimulai!

"Kami melapor (ke Presiden Jokowi) dan Pak Presiden bilang, 'Pak Menkes, dibuka saja biar masyarakat tenang.' Dan, kita (akan) lakukan transparansi ke publik," jelas Menkes.

Pihaknya sudah membicarakan hal ini dengan ahli farmakologi, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), hingga BPOM.

"BPOM nanti akan lihat dari sekian ribu atau sekian puluh ribu ini obat-obatan sirup, mana yang tidak ada polietilen glikol-nya. Itu nanti akan dibuka. Jadi, harapan weekend ini, ya," kata Budi Gunadi.

Sejauh ini, Kemenkes dan BPOM telah meneliti 91 obat sirup.

Berikut daftar 91 obat sirup yang sedang diteliti tersebut:

1. Afibramol

2. Alerfed Syrup

3. Ambroxol syr

4. Amoksisilin

5. Amoxan

6. Amoxicilin

7. Anacetine syrup

8. Anacetine DOEN

9. Apialys Syrup

10. Azithromycin Syrup

11. Baby cough

12. Camivita

13. Caviplex

14. Cazetin

15. Cefacef Syrup

16. Cefspan Syrup

17. Cetirizin

18. Colfin Syrup

19. Cupanol Syrup

20. Curbexon Syrup

21. Curviplex Syrup

22. Depakene

23. Devosix drop 15 ml

24. Dextaco Syrup

25. Domperidon Syrup

26. Disudrin-ped

27. Elkana Syrup

28. Eritromisin

29. Etamox Syrup

30. Fartolin Syrup

31. Ferro K

32. Hecosan

33. Hufabetamin

34. Hufagrip

35. Hufamag Plus Syrup

36. Ibuprofen

37. Ifarsyl Plus

38. Imunped Drop

39. Interzinc

40. Itamol Syrup

41. Klinik Tazkia: Paracetamol Syrup

42. Metronidazole Syrup

43. Mucos Drop

44. Novachlor Syrup

45. Nytex

46. OBH Ane Konidin

47. Omedom Syrup

48. Omemox

49. Pacdin Cough Syrup

50. Pamol

51. Paracetamol

52. Paracetamol

53. Paracetamol Drop

54. Paracetamol Drop

55. Paracetamol Syrup

56. Paraflu Syrup

57. Praxion Syrup

58. Profilas Syrup

59. Proris

60. Proris Hijau

61. Psidii Syrup

62. Ranivel Syrup

63. Rhelafen

64. Rhinofed

65. Rhinos Junior Syrup

66. Rhinos Neo Drop

67. Rosidon

68. RSKM : Paracetamol Syrup

69. Sanmol Syrup

70. Sanprima

71. Sucralfate

71. Tempra

73. Tremenza Syrup

74. UNIBEBI Cough Syrup

75. Unibeby drop

76. Vesperum

77. Vesperum drop 15 ml

78. Vestein (Erdostein)

79. Vometa

80. Yusimox

81. Zenichlor Syrup

82. Zinc Drop

83. Zinc Syrup

84. Zincpro Syrup

85. Zibramax

86. Asam Valproat Sirup

87. Carsida

88. Hufabethamine

89. Renalit

90. Hufallerzine

91. Hufagrip

Tag

Editor : Hery Prasetyo