Begini Kengerian Korban Tragedi Kanjuruhan, Mata Merah Seperti Tomat, Dada Sesak, Tangan Seperti Lumpuh

Selasa, 11 Oktober 2022 | 17:46

GRIDVIDEO - Efek gas air mata dalam Tragedi Kanjuruhan ternyata mengerikan, bahkan korban selamat pun masih dijerat penderitaan dengan mata merah seperti tomat dan dada masih sesak.

Itu yang dialami Kevia Naswa Ainur Rohma, Aremanita berusia 18 tahun yang ikut menjadi korban Tragedi Kanjuruhan.

Kevia memang lolos dari dari kematian, namun sudah 10 hari berselang, penderitaannya akibat terkena gas air mata belum usai.

Mata Kevia Naswa tampak sangat memerah seperti tomat, sementara napasnya belum normal dan masih sering sesak.

BACA JUGA: 11 Berkas Ferdy Sambo Diserahkan ke Pengadilan, Petugas Angkut Materi Sidang Tersangka Pembunuhan Brigadir J Pakai Troli

Kompas.com/Nugraha Perdana
Kompas.com/Nugraha Perdana

Kevia Naswa Ainur Rohma (18) salah satu korban Tragedi Kanjuruhan yang masih merasakan efeknya. Matanya masih merah, napas masih sering sesak, bahkan tangannya terasa seperti lumpuh.

Tragedi Kanjuruhan yang terjadi seusai Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya 2-3 dalam lanjutan Liga 1 di Stadion kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) itu memang mengerikan.

Aparat keamanan menembakkan setidaknya 40 gas air mata ke arah massa suporter yang turun ke lapangan, bahkan juga ke arah tribun.

Akibatnya, massa suporter kalut dan panik, karena merasa pedas dan sesak napas, sehingga berebut lari kelaur dari stadion.

BACA JUGA: Bima Sakti Lempar ke Asisten Shin Tae-yong Soal Tawaran Melatih Timnas U-23 Indonesia

Ini yang membuat banyak yang berdesakan, terhimpit, terinjak, sementara efek gas air mata begitu perih di mata dan membuat pernapasan sesak.

Akibatnya, banyak korban jiwa berjatuhan dan sampai kini korban tewas adalah 131 orang, sementara ratusan lain luka berat dan ringan.

Kevia Naswa Ainur Rohma adalah salah satu korban Tragedi Kanjuruhan yang masih merasakan pedihnya.

Tak hanya mata yang masih memerah seperti tomat setelah 10 hari berselang dan napas sering sesak, tapi tangan kanan Kevia Naswa terasa setengah lumpuh.

Sedangkan kaki kirinya masih harus diperban karena terluka.

Kevia Naswa adalah korban sekaligus saksi Tragedi Kanjuruhan.

BACA JUGA: Viral Dugaan Pertamina Kibuli Kadar RON Pertalilte, Harusnya 90 Jadi Hanya 86, Ini Jadi Bukti!

"Awal-awal terasa pusing. Mata perih sampai susah untuk melihat dan sesak napas," tutur Kevia Naswa kepada Kompas.com, ketika ditemui di rumahnya di Perum New Puri Kartika Asri, Blok M 1, Kelurahan Arjowinangun, Kevamatan Kedungkandang, Malang.

Tak heran jika Kevia Naswa sangat panik saat itu dan termasuk suporter yang mencoba keluar lewat Pintu 13 yang maut itu.

Di situlah konsentrasi ratusan bahkan ribuan suporter lari mencoba keluar dari stadion, mengindari efek gas air mata.

Di Pintu 13 Stadion kanjuruhan itulah banyak korban jiwa.

BACA JUGA: Yusuf Mansur Ngaku-ngaku Jadi Komisaris, Grab Langsung Bereaksi Keras!

Situasi begitu mengerikan, saling berdesakan, sementara pintu hanya terbuka sebagian.

Kevia Naswa beruntung, ada orang-orang yang menyelamatkannya dengan menarik dirinya menjauh dari Pintu 13 yang mengerikan itu.

Kakinya sempat terluka karena terkena besi tribun.

Lalu, Kevia Naswa berhasil keluar dari stadion lewat Pintu 14 yang sudah dalam keadaan terbuka.

Kondisi Kevia Naswa saat itu cukup parah, hingga langsung dilarikan teman-temannya ke RSUD Kanjuruhan dan mendapatkan bantuan oksigen karena ia sesak napas.

Horor mengerikan itu sudah 10 hari lalu dialami Kevia Naswa atau tanggal 1 Oktober 2022.

BACA JUGA: Obat Alami yang Ampuh Menghempaskan Kurap di Kulit, Wajib Coba!

Namun, efek psikologis belum hilang, begitu pula efek fisik.

"Sekarang sudah agak enakan. Mata juga (untuk melihat sudah normal), tapi merah. Tinggal kaki sama tangan ini yang masih bermasalah," keluh Kevia Naswa.

Selain itu, tangan kanannya masih sulit digerakkan.

Untuk berjalan, Kevia Naswa masih harus menggunakan alat bantu.

Catur Susilo dan Triwah Kus Jufaida sebagai orangtua Kevia Naswa berencana akan membawa anaknya ke fisioterapi supaya bisa pulih kembalu.

Menurut Catur, ia sempat membawa anaknya itu ke RSUD Kota Malang dan RS Panti Nirmala untuk menjalani rontgen di leher dan punggung.

"Hasilnya normal, tapi dokter ada seperti shock struk. Seperti saraf kaget. Dib uat untuk menulus masih belum bisa," jelas Catur.

Kevia Naswa hanya satu dari ratusan korban Tragedi Kanjuruhan yang selamat, tapi masih merasakan penderitaan efeknya.

Sementara, 131 orang lainnya harus meregang nyawa.

Tragedi Kanjuruhan adalah petaka besar sepak bola Indonesia, sekaligus sejarah kelam yang tulisannya akan tetap basah dalam catatan sejarah.

Editor : Hery Prasetyo

Baca Lainnya