Temuan Tragedi Kanjuruhan, Gempuran 40 Amunisi dan Misteri Pintu Stadion

Sabtu, 08 Oktober 2022 | 18:15

GRIDVIDEO - Temuan Tragedi kanjuruhan yang menewaskan 131 orang mengungkap adanya tembakan 40 amnuisi dalam 10 menit dan misteri tertutupnya pintu Stadion Kanjuruhan.

Sejauh ini, pemerintah telah mementuk Tim Gabungan Investigasi Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.

Tragedi ini terjadi usai Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya 2-3 dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

Selain TGIPF, media Amerika Serikat, Washington Post, juga melakukan investigasi mandiri.

BACA JUGA: Bukti Video Rizky Billar Lempar Bola Biliar ke Lesti Kejora, Suami si Biduan Kini Tak Bisa Alasan Lagi

Berdasarkan hasil investigasi Washington Post yang menganalisis ratusan video dan foto kejadian serta mewawancarai 11 saksi serta aktivis HAM, terdapat beberapa temuan.

Washington Post menemukan, aparat keamanan menembakkan 40 amunisi berupa gas air mata serta granat asap ke arah kerumunan suporter dalam rentang waktu 10 menit.

BACA JUGA: Transformasi Wajah Putri Candrawathi, dari Istri Jenderal sampai Jadi Tersangka Pembunuhan Berencana, Banyak Bedanya?

"Amunisi yang ditembakkan termasuk gas air mata, granat asap, dan suar," jelas Washington Post.

Gempuran gas air mata itu yang membaut kerusuhan suporter semakin kacau.

Banyak orang panik dan berusaha keluar dari stadion, hingga terjadi desakan dan saling injak yang pada akhirnya menewaskan 131 orang.

PINTU TERTUTUP

Yang cukup misterius, di saat pertandingan sudah selesai, ada 6 pintu yang masih tertutup dan hanya ada 2 pintu yang terbuka.

Ini yang membuat situasi semakin parah, karena kepanikan suporter yang mencoba lari hanya terkonsentrasi ke arah dua pintu yang terbuka.

BACA JUGA: Patung Lilin Agnez Mo Dipajang di Madame Tussauds Singapura, Wajahnya Jadi Sorotan

Sedangkan 6 pintu lainnya tertutup, bahkan terkunci dan tak bisa dibuka.

Misteri ini diungkapkan oleh Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv) Humas) Polri, Irjen Dedi Prasetyo.

Menurutnya, jumlah pintu darurat yang terbuka di Stadion Kanjuruhan saat terjadi kericuhan sangat sedikit.

Dedi menyebutkan, hanya 2 pintu darurat yang terbuka saat suporter panik karena adanya tembakan gas air mata.

BACA JUGA: Manfaat Air Kelapa sebagai Obat Alami Asam Urat, Begini Penjelasannya

"Pintu emergency dari 8 yang terbuka hanya 2. Itu pun untuk jalur evakuasi pemain Persebaya," ungkap Dedi Prasetyo kepada Kompas.com, Jumat (7/10/2022).

Menurut Dedi, 6 pintu yang tertutup itu terkuncu dan tidak bisa difungsikan.

Menurutnya, kelalaian panitia pelaksana (Panpel) terlihat karena tidak melakukan evaluasi kedaruratan.

"Panpel PT LIB tidak melakukan audit kedaruratan," kata Dedi Prasetyo.

PINTU MAUT

Dedi Prasetyo juga mengirim foto yang diklaimnya sebagai pintu yang banyak makan korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan.

Pintu itu terletak di tengah-tengah tribun berwarna merah dan biru, kemudian ada tulisan "Pintu 12".

Beberapa sampah tampak berserakan di pintu itu dan terlihat ada 2 petugas kepolisian.

"Inilah TKP yang banyak memakan korban karena kontigensi dan emergency plan nggak jalan," tegas Dedi Prasetyo.

BACA JUGA: PSSI Bakal Dibubarkan? Pemerintah Indonesia Hanya Akan Kolaborasi Dengan FIFA dan AFC

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, kemungkinan orang yang memerintahkan penembakan gas air mata akan menjadi tersangka.

Hanya saja, belum diketahui siapa yang memerintahkan penembakan gas air mata tersebut.

Ini menjadi misteri lain dari kasus Tragedi Kanjuruhan.

"Kami belum tahu juga perintah itu (dari) siapa. Kompolnas menyatakan (penembakan gas air mata) tidak diperintahkan oleh Kapolres (Malang) dan itu diklarifikasi dari VT bahwa jangan sampai ada kekerasan," jelas Mahfud MD yang juga Ketua TGIPF.

"Ini yang masih kami selidiki. Yang memberi perintah ini juga entah karena itu jabatannya, entah karena perintah yang liar, atau apa. Mungkin dia besok yang akan diumumkan sebagai tersangka," kata Mahfud MD.

Mahfud menjelaskan, ada sejumlah personel kepolisian yang diperbantukan dari beberapa kabupaten sekitar Kabupaten malang dalam pengamanan pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya.

Maka, ada dugaan, penembakan gas air mata kemungkinan terjadi karena misinformasi.

"Mungkin lalu misinformasi. barangkali ya, kami kan masih menyelidiki. Namanya tim investigasi ini juga menjadi pertanyaan kami, kenapa bisa ada gas air mata," ujar Mahfud MD.

Editor : Hery Prasetyo

Baca Lainnya