Tragedi Stadion Kanjuruhan, Luka Menganga Sepak Bola Indonesia

Minggu, 02 Oktober 2022 | 15:11

GRIDVIDEO - Tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menewaskan 174 orang, Sabtu (1/10/2022), menjadi luka menganga sepak bola Indonesia.

Apalagi, ini tragedi sepak bola paling parah kedua di dunia, setelah tragedi di Stadion nasional Lima, Peru, pada 24 Mei 1964.

Saat itu, tuan rumah Peru menjamu Argentina dan tertinggal 0-1.

Kemudian, Peru menyamakan kedudukan, tapi gol dianulir wasit hingga penonton kecewa dan mawah, kemudian menyerbu lapangan.

Tragedi di Lima, Peru itu menewaskan 328 jiwa.

Sedangkan, Tragedi Stadion Kanjuruhan sejauh ini menurut Polda Jawa Timur sudah menewaskan 127 orang.

BACA JUGA: Video Viral Detik-detik Tragedi Stadion Kanjuruhan Sebelum Gas Air Mata Ditembakkan!

Namun, ada info beredar, korban tewas sudah 174 orang dan kemungkinan masih bisa bertambah.

Tragedi Kanjuruhan itu menjadi luka yang begitu menganga buat Indonesia.

Duka ini akan menjadi memori kelam dan pedih sepanjang sejarah sepak bola Indonesia yang hingga kini belum memiliki prestasi membanggakan di tingkat internasional.

Namun, justru kerusuhan demi kerusuhan menjadi catatan rutin sepak bola Indonesia, dan terakhir teragedi maut Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 129 orang.

BACA JUGA: Tragedi Kanjuruhan Jadi Nomor 2, yang Pertama juga karena Gas Air Mata

Kasus ini hanya berselang 16 hari dari kerusuhan di Stadion Delta Sidoarjo.

Saat itu, Persebaya kalah 1-2 dari RANS Nusantara FC, kemudian suporternya, Bonek, meluapkan kekecewaan dan kemarahan dengan masuk ke lapangan dan melakukan perusakan fasilitas stadion.

Kini, kasus yang hampir sama terjadi, bahkan lebih mengerikan.

Seusai Arefma FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya, suporter Aremania turun ke lapangan dan kerusuhan maut itu pun terjadi.

DIHENTIKAN DAN DIUSUT TUNTAS

Wajar, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghentikan sementara kompetisi sepak bola Indonesia.

"Saya sudah memerintahkan Menpora, Kapolri, dan Ketum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya," tegas Presiden Joko Widodo, Minggu (2/10/2022).

"Khusus Kapolri, saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini," kata Jokowi.

BACA JUGA: Tragedi Kanjuruhan: Keluar Sendirian, Ayah Ibunya Tak Selamat, Alfiansyah Jadi Yatim Piatu

"Saya memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," lanjutnya.

Presiden Jokowi juga menyatakan, Tragedi Kanjuruhan merupakan tragedi yang sangat memprihatinkan.

"Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini. Saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di Tanah Air," katanya.

"Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang. Sportivitas, rasa kemanusiaan, dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama," tambahnya.

Presiden juga meminta petugas melakukan penanganan serius kepada para korban yang luka dan masih berada di rumah sakit.

"Saya telah meminta Menkes dan Gubernur Jatim memonitor khusus pelayanan medis bagi korban yang sedang dirawat di RS agar mendapatkan pelayanan terbaik," tegas Jokowi.

KRONOLOGI TRAGEDI KANJURUHAN

Kapolda Jawa Timur, Irjen pol Nico Afianta menjelaskan, biang Tragedi kanjuruhan diduga dipicu rasa kekecewaan sejumlah suporter atas kekalahan Arema FC dari musuh besarnya Persebaya dengan skor 2-3.

Apalagi, ini kekalahan pertama Arema FC dari Persebaya selama 23 tahun terakhir.

"Selama pertandingan tidak ada masalah. Masalah terjadi ketika usai pertandinggan. Penonton kecewa melihat tim Arema FC kalah," jelas Nico Afianta saat gelar rilis di Polres Malang, Minggu (2/10/2022).

"Apalagi, ini sebelumnya Arema FC tidak pernah kalah di kandang sendiri melawan Persebaya dalam beberapa tahun terakhir," tambahnya.

Niko menjelaskan, motif para suporter Aremania turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial Arema FC.

"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan ofisial kenapa sampai kalah," tuturnya.

BACA JUGA: Kronologi Lengkap Tragedi Kanjuruhan yang Sangat Memilukan

Agar tak terjadi kerusuhan yang meluas, Nico menjelaskan, petugas pengamanan kemudian melakukan pencegahan dan pengalihan supaya mereka tak masuk lapangan.

Polisi kemudian menembakkan gas air mata.

"Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilepaskan gas air mata. Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," jelas Nico.

Selain itu, penumpukan suporter memicu desakan hingga membuat tragedi maut di Kanjuruhan itu terjadi.

"Suporter keluar di satu titik. Kalauga salah di pintu 10 atau pintu 12. Di saat proses penumpukan itu terjadi berdesakan , sesak napas dan kekurangan oksigen. Tim gabungan sudah melakukan upaya penolongan dan evakuasi ke rumah sakit," beber Nico.

Gas air mata yang dilepaskan membuat para suporter semakin menumpuk dan berdesakan yang akhirnya mengakibatkan banyak korban.

Tragedi Kanjuruhan itu dalam laporan awal menewaskan 127 orang, tapi kemudian ada info terbaru bertambah menjadi 174 orang.

Dua korban tewas di antaranya adalah anggota polisi.

Nico menduga, salah satu penyebab banyaknya korban karena kehabisan oksigen akibat berdesakan.

Editor : Hery Prasetyo

Baca Lainnya