GRIDVIDEO.ID - Ancaman kiamat energi makin menjadi sorotan di Benua Biru, Eropa sampai saat ini.
Bahkan ancaman kiamat energi tersebut bisa menjadi penyebab kematian massal di banyak negara di Eropa.
Apalagi beberapa waktu kedepan Eropa akan memasuki musim dingin yang mempercepat terjadinya kiamat energi tersebut.
Kiamat energi yang terjadi di Eropa diketahui berawal dari kebijakan Pemerintah Rusia di bawah kepemimpinan Vladimir Putin.
Sudah bukan rahasia lagi, kiamat energi bermula dari kebijakan Pemerintah Rusia yang menghentikan pasokan gas dari pipa Nord Stream 2 ke banyak negara di Eropa.
Hal itu imbas dari banyak negara Eropa yang ikut campur dalam konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina beberapa bulan terakhir.
Namun demikian, kini Presiden Rusia Vladimir Putin mulai membuka peluang mengakhiri kiamat energi di Eropa jelang musim dingin.
Meski demikian, negara-negara Eropa harus melakukan satu permintaan Vladimir Putin agar kiamat energi bisa diakhiri.
Baca Juga: Misteri Kisah Asmara Vladimir Putin dan Alina Kabaeva, Yang Nulis Dibredel Korannya
Melansir dari Tribunnews.com, Rusia enggan disalahkan atas krisis energi yang terjadi di Eropa.
Bahkan Vladimir Putin mengungkapkan krisis energi yang terjadi bermula dari sanksi Uni Eropa yang dijatuhkan kepada Rusia.
"Pada akhirnya, jika terlalu sulit, jika semuanya menjadi begitu sulit, pergi dan cabut sanksi dari Nord Stream 2. Lima puluh lima miliar meter kubik per tahun — cukup tekan tombolnya, dan itu akan mengalir," kata Presiden Vladimir Putin pada konferensi pers setelah KTT SCO.
Krisis energi di Eropa tersebut diungkap Vladimir Putin bukan karena bermula dari konflik Rusia dengan Ukraina.
Baca Juga: Alina Kabaeva, Kekasih Vladimir Putin yang Mulai Diobok-Obok Barat
"Krisis energi di Eropa tidak dimulai dengan dimulainya operasi militer khusus di Ukraina. Ini dimulai dengan agenda hijau," kata Putin.
Menurut Putin, hal tersebut bermula dari Uni Eropa yang mencabut sanksi dari pupuk Rusia.
Bahkan keputusan tersebut diungkap Vladimir Putin sebagai kebijakan yang sangat memalukan.
Sanksi pada pengiriman barang dan panggilan pelabuhan masih berlaku, katanya pada konferensi pers setelah KTT SCO.
"Retorika pangan UE adalah gertakan untuk memecahkan masalahnya sendiri," kata presiden.
Sudah bukan rahasia lagi, krisis energi yang terjadi di Eropa bermula dari naiknya tarif gas dan sejumlah komoditi lainnya.
Hal itu sebagai imbas dari embargo yang dilakukan oleh Rusia dalam pasokan gas dari negaranya ke Eropa.
(*)