GRIDVIDEO - Komisi Nasional (Komnas) Perempuan mengungkapkan, sesuai yang dilaporkan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi diperkosa oleh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Magelang.
Sesuai pengakuan Ferdy Sambo dalam berita acara pemeriksaan (BAP), ia mengaku marah dan emosi karena harkat dan martabat keluarganya dilukasi di Magelang.
Ajudannya, Brigadir J telah melakukan pelecehan seksual kepada istrinya, Putri Candrawathi.
Itulah yang sejauh ini menjadi pengakuan Ferdy Sambo maupun Putri Candrawathi.
Sebelumnya, mereka membuat laporan bahwa pelecehan seksual itu terjadi di rumah dinas mereka di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Namun, leporan itu kemudian diketahui bohong.
Lalu, dalam pemeriksaan, Ferdy Sambo tetap menyatakan motif pembunuhan Brigadir J karena ia mendapat laporan ajudannya itu melakukan pelecehan seksual kepada istrinya di Magelang.
BACA JUGA: Ada Orang Ketiga yang Menembak Brigadir J Selain Bharada E dan Ferdy Sambo, Hal Ini Jadi Bukti!
Hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap Putri Candrawathi juga menyatakan cerita yang sama.
"Yang disampaikan kepada kami, yang terjadi di Magelang adalah pemerkosaan," kata Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi, dalam program News Update Live Kompas.com, Jumat (2/9/2022).
Putri memang pergi ke Magelang pada 2 Juli 2022, didampingi sopir pribadi Kuat Ma'ruf, ajudan brigadir J, Brigadir Ricky Rial (RR), Bharada E, dan asisten rumah tangga perempuan, Susi.
Sesuai pengakuan, Pada tanggal 4, Putri kurang enak badan dan sempat tidur di sofa ruang TV, lalu akan digendong Brigadir J ke kamar.
BACA JUGA: Sebelum Penembakan, ini yang Dilakukan Ferdy Sambo pada Brigadir J dan Bharada E
Pada 6 Juli, Ferdy Sambo menyusul ke Magelang untuk merayakan hari pernikahan mereka, dan pada 7 pagiFerdy Sambo pulang ke Jakarta.
Setelah itu, Putri Candrawathi mengaku lebih banyak menghabiskan waktu di kamar karena kurang sehat.
"Nah, kekerasan seksual berbentuk pemerkosaan atau persetubuhan itu terjadi di sore hari," kata Siti Aminah Tardi.
Setelah insiden pemerkosaan itu, Putri Candrawathi ditemukan di depan pintu kamar mandi oleh asisten rumah tangga bernama Susi dan Kuat Ma'ruf kemudian membantunya kembali ke kamar.
"Di dalam rumah memang tidak ada yang lain selain almarhum (Brigadir) J, kuat, S (susi), dan Ibu P (Putri)," lanjut Siti.
Komnas Perempuan juga menemukan, Brigadir J sempat mengancam kalai kejadian pemerkosaan itu diceritakan, maka anak-anak putri akan disakiti.
Kemudian, Putri menelepon Bharada Richard Elizier (Bharada E) dan Bripka Ricky Rial (Bripka RR) untuk segera pulang.
"Setelah itu, barulah di malah mari setelah ada 3 ajudannya yang lain, ia menyampaikan informasi ini ke Sambo. Tapi tidak detail, hanya menyampaikan bahwa ada perilaku tanda kutip ya kurang ajar dari (Brigadir) J tapi detailnya nanti diceritakan di Jakarta," kata Siti.
Keesokan harinya, tanggal 8 Juli 2022, Putri Candrawathi beserta rombongan ajudan dan asisten rumah tangga, termasuk ajudan Brigadir J, pulang ke Jakarta.
Setelah di Jakarta, Putri menceritakan kejadian di Magelang kepada Ferdy Sambo, hingga mereka merencanakan pembunuhan.
Di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Brigadir J ditembak oleh Bharada E atas perintah Ferdy Sambo hingga tewas.
Penembakan itu juga disaksikan Bripka RR dan Kuat Ma'ruf.
Dari situlah kemudian Ferdy Sambo dan Putri Candrwathi membuat laporan kepada polisi bahwa terjadi aksi tembak-menembak antara Brigadir J dan Bharada E, tapi Brigadir J yang tewas tertembus peluru.
Aksi baku tembak terjadi, setelah Brigadir J masuk ke kamar Putri dan melakukan pelecehan, lalu Putri teriak dan Bharada E berniat menghampiri.
Karena panik, Brigadir J menembak Bharada E dan terjadi adu tembak dan Brigadir J tewas kena peluru.
Laporan itu kemudian terbukti bohong, kemudian muncul laporan pelecehan di Magelang.