GRIDVIDEO - Di saat Komisi III DPR RI serius membahas kasus pembunuhan Brigadir J dalam ketegangan dan disaksikan jutaan rakyat Indonesia, tiba-tiba suara misterius "sayang" muncul dari ponsel anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Aboe Bakar Alhabsyi. Kata bernada "kemesraan" di tengah sidang DPR RI itu pun berbuntut panjang dan menerobos ke wilayah Mahkamah Kahormatan Dewan (MKD).
DPP Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (PEKAT IB), Lisman Hasibuan, melaporkan Aboe Bakar Alhabsyi ke MKD, Jumat (26/8/2022).
Menurut Lisman, suara misterius nan mesra, yakni "sayang" itu, membuat rapat Komisi III bersama Kapolri yang membahas pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, menjadi tidak fokus.
Apalagi, lanjutnya, semestinya Komisi III menaruh perhatian penuh kepada kasus pembunuhan yang menjadi perhatian nasional itu.
Rabu (24/8/2022), Komisi III DPR RI memang memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam rapat dengar pendapat.
Dalam rapat itu, dewan mempertanyakan kasus pembunuhan Brigadir Nofrianssyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan tersangka mantan Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo.
BACA JUGA: Selain Putri Candrawathi, Sosok Ini Tahu Penyebab Marahnya Ferdy Sambo Hingga Eksekusi Brigadir J
Tiba-tiba, ada mikrofon bocor dari Aboe Bakar Alhabsyi menangkap suara perempuan bernada mesra, "sayang".
Saat itu, anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi gerindra, Habiburokhman, sedang melakukan interupsi.
Sontak saja, kata "sayang" itu membuat banyak orang tertawa.
BACA JUGA: Lonceng Dini Hari Akhiri Karier Ferdy Sambo di Polri, Lalu Ancaman Hukuman Mati Menanti
Bahkan, rapat sempat tidak kondusif akibat banyaknya anggota Komisi III dan pimpinan yang bertanya dari mana asal suara mesra itu.
Sebab itu, DPP PEKAT IB melaporkan Aboe Bakar Alhabsyi ke MKD.
"Ya hari ini (Jumat, 26 Agustus 2022) kami dari DPP PEKAT Indonesia Bersatu, saya sebagai Ketua Infokom, melaporkan salah satu anggota Komisi III DPR terkait dengan perbuatan publik yang mungkin rekan-rekan juga sudah pada paham adanya suara perempuan yang mengatakan sayang," kata Lisman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (26/8/2022), seperti dikutip Kompas.com.
"Ya, kami menduga dan tergantung nanti MKD memanggil pihak-pihak, kan ada CCTV semua siaran ulang yang bisa nanti diputar ulang," lanjutnya.
Lisman mengkhawatirkan, insiden "sayang" itu merusak alur penanganan atau isu pembunuhan Brigadir J tersebut.
"Jangan sampai ini menjadi pengalihan isu begitu, sehingga fokus untuk Ferdy Sambo ini hilang. Akhirnya jadi bahan lelucuan terkait dengan bahasa sayang," katanya.
Lisman juga meminta MKD menelusuri asal suara "sayang" itu dan menjelaskan bagaimana bisa terdengar di tengah berjalannya rapat penting.
Menurutnya, hal ini membuat Komisi III seakan tidak serius dalam menangani kasus Ferdy Sambo.
"Dengan kejadian ini kan akhirnya publik tidak melihat ke kasus Ferdy Sambo-nya. Terlihat kelucuan, kalau kita lihat sih ya seperti ini, seperti Srimulat ada adegan-adegan lucu gitu. Sehingga publik tidak terkesan serius untuk menangani kasus ini," kata Lisman.