GRIDVIDEO.ID - Sosok Komandan Komando Sektor III Koopsud III Marsekal Pertama TNI Wastum menjadi sorotan baru-baru ini.
Hal itu tak lain karena keberanian sosok penerbang jet tempur TNI Angkatan Udara (AU) itu mengcegat lajut pesawat militer raksasa Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu.
Pria kelahiran 7 Agustus 1947 Desa Ujunggebang, Kecamatan Susukan, Cirebon Jawa Barat itu langsung jadi perbincangan usai kisah keberaniannya tersebar.
Kini ia menjadi salah satu prajurit yang cukup mumpuni untuk menerbangkan jet tempur sekelas F-16.
Baca Juga: Betawi Berasal Dari Julukan Batavia Sebagai Kota Tahi? Begini Penjelasannya!
Di awal kariernya menjadi penerbang, Wastum mengatakan bahwa kala itu jet tempur tercanggih milik TNI AU tak lain adalah F-16.
"Waktu itu adalah F-16 yang tertinggi, sebelum ada Sukhoi. Tidak semua orang bisa menjajaki atau menerbangkan pesawat F-16 ini, padahal saya dari kampung. Saya waktu itu nyupir mobil pun tidak bisa," kenang Wastum, dikutip dari Tribunnews.com, (8/7/2022).
Lulusan Terbaik Seskoau A-48 tahun 2011 itu bersyukur karena saat ini telah menjadi seorang jenderal bintang satu berpangkat Marsekal Pertama.
Nama Marsma TNI Wastum baru-baru ini menjadi sorotan usai dirinya mendapat perhatian khusus dari Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa.
Hal itu tak lain karena ia mampu menjalankan tugas yang cukup berbahaya bagi seorang prajurit penerbang jet tempur.
Disebutkan bahwa Marsma TNI Wastum merupakan seorang pilot jet tempur andalan TNI AU.
Dalam Tayangan Youtube Jenderal TNI Andika Prekasa, Marsma TNI Wastum menceritakan perjaanannya hingga mampu jadi penerbang jet tempur.
Salah satunya adalah kisah dirinya yang kebingungan saat pertama kali mengendarai mobil.
Padahal kala itu ia sudah menjadi penerbang jet tempur TNI AU, F-16.
Tak hanya itu saja, Marsma TNI Wastum juga menceritakan momen detik-detik dirinya mencegat perjalanan pesawat militer milik AS.
Apalagi diketahui bahwa pesawat militer AS tersebut berukuran raksasa.
(*)
Baca Juga: Lama Menjadi Buron, Mardani Maming Akhirnya Resmi Ditahan KPK