Dianggap Hewan Keramat, Ternyata Kematian Kebo Bule Kyai Slamet Keraton Surakarta Gegara PMK, Begini Cara Perawatannya!

Sabtu, 23 Juli 2022 | 20:31

Salah satu kebo bule Kyai Slamet milik Keraton Surakarta mati karena PMK, begini menurut sains cara perawatannya!

GRIDVIDEO.ID - Masyarakat Solo dihebohkan dengan kabar kematian hewan yang dianggap keramat, kebo bule milik Keraton Surakarta yang diberi nama Kyai Slamet.

Ternyata kematian kerbau betina berusia 20 tahun milik Keraton Surakarta tersebut akibat terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).

Diketahui kabar kematian Kebo Bule Kyai Slamet tersebut terjadi pada 21 Juli kemarin.

Melansir dari Antara, Sabtu (23/7/2032) hasil pemeriksaan menunjukkan kerbau tersebut terindikasi PMK, dan terdapat ujuh ekor kerbau lainnya yang juga terpapar penyakit ini.

Baca Juga: Sampai Dilarikan ke Singapura Untuk Berobat, Ternyata Ruben Onsu Idap Empty Sella Syndrome, Apa Itu?

Penyakit yang dikenal sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) adalah penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan virus tipe A dari keluarga Picornaviridae, genus Apthovirus yakni Aphtaee epizootecae.

Penyakit ini menyebar luas di antara hewan ternak berkuku genap seperti sapi, kerbau, domba, kambing, rusa, dan unta.

Sudah bukan rahasia lagi, belum lama ini kekhawatiran melanda masyarakat Indonesia usai munculnya penyakit PMK di sejumlah wilayah.

Bahkan beberapa wilayah sempat ditutup peredaran hewannya termasuk pasar hewan lantaran tingginya penemuan kasus PMK di kota tersebut.

Baca Juga: Ingin Membuat Kebun Lebih Indah, 5 Bungan Inni Cepat Mekar di Rumah

Lalu bagaimana cara perawatan hewan yang terpapar PMK?

Mengutip dari Kompas.com yang melansir dari laman resmi Kabupaten Bogor, penyakit ini dapat menyebar sangat cepat dengan masa inkubasi atau masa sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejalanya selama 2-14 hari.

Apabila hewan ternak terindikasi terpapar PMK, maka untuk perawatannya dapat dilakukan pemotongan dan pembuangan jaringan tubuh hewan yang terinfeksi.

Selain itu, kaki yang terinfeksi bisa diterapi menggunakan chloramphenicol atau bisa juga diberikan larutan cuprisulfat.

Baca Juga: Wakilkan Indonesia Meraih 85 Medali Olimpiade Internasional, Yuk Kenalan dengan Kakak-Beradik ini

Hewan ternak pun bisa diberikan injeksi intravena perparat sulfamidine yang disinyalir efektif terhadap PMK.

Selama masa pengobatan, hewan yang terserang penyakit harus dipisahkan dengan hewan sehat.

Hewan yang tidak terinfeksi harus ditempatkan di tempat yang kering dan dibiarkan bebas jalan-jalan, dengan memastikan kecukupan pangan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.

Pada kaki hewan ternak yang sehat bisa diolesi larutan cuprisulfat 5 persen setiap harinya selama satu minggu, kemudian terapi dilakukan seminggu sekali sebagai cara yang efektif untuk mencegah PMK pada ternak sapi.

(*)

TribunStyle
TribunStyle

Kirab Kebo Bule di Keraton Kasunanan Surakarta

Baca Juga: 10 Fakta Orang Kidal: Bukan Hanya Faktor Genetik hingga Umur Lebih Pendek

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho