China Satroni Wilayah Kedaulatan Amerika, Joe Biden Dianggap Teledor

Selasa, 07 Februari 2023 | 19:18

GRIDVIDEO - Ketegangan antara China dan Amerika Serikat (AS) kembali meningkat, setelah China menyantroni wilayah kedaulatan AS dengan balon udara.

Bahkan, balon udara itu sudah melintasi wilayah AS selama sepekan, bahkan melewati pangkalan-pangkalan militer AS.

Namun, pemerintah Joe Bidan baru menembak jatuh balon itu pada 5 Januari 2023.

Keterlambatan ini dianggap sebuah keteledoran besar pemerintah Presiden Joe Biden dan ia mendapat kecaman keras.

Balon udara China itu mulai memasuki wilayah Amerika Serikat pada 28 Januari 2023 dan pertama kali terlihat di Kepulauan Aleutian, barat laut Negara Bagian Alaska.

SIMAK JUGA:

Yang disesalkan, AS tidak langsung menembajnya dan membiarkan balon tersebut berkeliaran selama sepekan di wilayah kedaulatan AS.

China mengatakan, balon itu hanya alat untuk penelitian meteorologi, namun pihak AS meragukannnya dan menilai balon itu sebagai alat pengintai.

Balon itu akhirnya ditembak jatuh pada Minggu (5/2/2023) tanpa menimbulkan kerusakan properti.

Sebab, balon itu ditembak rudal dalam posisi 10 kilimeter dari garis pantai Negara Bagian South Carolina dengan ketinggian 18.000 meter.

Angkatan Laut Amerika segera mengumpulkan puing-puing dari laut untuk mengirimkannya ke FBI guna penyelidikan.

AS Kecolongan

Banyak pihak menilai AS telah kecolongan oleh China dan itu sebuah pesan bahwa China bisa menyatroni wilayah kedaulatan AS.

Menteri Transportasi AS, Pete Buttigieg kepada CNN mengatakan, "Penyatronan ke dalam kedaulatan Amerika tidak bisa diterima."

Sementara beberapa anggota parlemen dari Partai Republik mengecam Joe Biden karena dianggap teledor dan terlambat.

Harusnya, Balon itu langsung ditembak ketika pertama kali terlihat di wilayah Kedaulatan Amerika pada 28 Januari 2023.

Sedangkan senator dari Negara Bagian Arkansas, Tom Cotton mengkritik Joe Biden.

SIMAK JUGA:

Dalam program "Fox News Sunday" di Stasiun Televisi FOX, balon itu memperingatkan bahwa China memiliki kemampuan menyusup dan merupakan penghinaan yang memalukan bagi Amerika.

Senator dari Negara Bagian Florida, Marco Rubio kepada CNN, menilai balon tersebut adalah pesan dari China.

"Ini kegagalan yang sulit dimengerti. Mengapa membiarkan balon terbang melintasi negara di atas pangkalan-pangkalan militer?" kritik Rubio.

"Jika kita yang menerbangkan sesuatu di atas wilayah kedaulatan China, maka mereka akan langsung menembaknya," tambahnya.

AS Berlebihan

Sementara itu, China menganggap reaksi Amerika terhadap balon itu terlalu berlebihan.

Sebab, balon tersebut hanya mengumpulkan data meteorologi dan didorong angin hingga melintas ke wilayah Amerika.

Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataannya mengatakan, penembakan balon itu adalah reaksi berlebihan.

Bahkan, China menilai Amerika Serikat telah melakukan pelanggaran serius terhadap praktik standar internasional.

Balon tersebut meningkatkan ketegangan antara China dan Amerika.

SIMAK JUGA:

Mantan analis China di CIA, Dennis Wilder menilai, insiden tersebut terjadi di masa sensitif.

Presiden China, Xi Jinping, sedang berkampanye untuk membuka kemungkinan relasi China dengan negara luar.

Namun, insiden balon tersebut mengganggu kampanye tersebut.

Menurut Wilder, Xi Jinping ingin mengakabarkan kepada dunia bahwa China terbuka untuk bisnis dan berusaha menarik kembali investor dari AS, setelah Covid-19.

Namun, upaya itu menjadi ternoda oleh insiden balon tersebut.

"Jika AS mendapatkan bukti bahwa balon itu merupakan misi mata-mata, maka kita akan mempermalukan China," kata Wilder.

"Jadi, mungkin akan ada periode yang menegangkan," tambahnya.

Tag

Editor : Hery Prasetyo