Hulu Ledak Nuklir Poseidon Rusia Untuk Hancurkan Satelit NATO?

Rabu, 18 Januari 2023 | 15:32

GRIDVIDEO - Militer Rusia resmi mengumumkan keberhasilan pembuatan hulu ledak nuklir pertama untuk torpedo super Poseidon yang akan dipasang di kapal selam nuklir Belgorod.

Kabar rampungnya pembuatan hulu ledak nuklir torpedo super poseidon diungkap oleh kantor berita Rusia, TASS pada Senin (16/1/2023).

"Muatan amunisi Poseidon pertama telah diproduksi, dan kapal selam Belgorod akan menerimanya dalam waktu dekat," laporan TASS yang dikutip dari AFP.

Rencana produksi hulu ledak torpedo super poseidon memang telah diungkap oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin sejak 2015 silam.

Dalam pernyataannya, Putin mengklaim bahwa hulu ledak nuklir torpedo super Poseidon dibangun tidak sembarangan.

Hulu ledak torpedo super Poseidon diklaim Putin memiliki jangkauan tak terhingga.

Kemampuan hulu ledak super poseidon

Selain itu, hulu ledak yang nantinya dipasang di kapal selam nuklir Belgorod ini juga mampu beroperasi dari kedalaman ekstrem.

Tak hanya itu saja, hulu ledak nuklir torpedo super Poseidon juga diklaim memiliki kecepatan berlipat kali ganda dari torpedo lainnya.

"Itu memiliki kebisingan yang sangat rendah, memiliki kemampuan manuver yang tinggi dan praktis tidak dapat dihancurkan oleh musuh. Tidak ada senjata yang dapat melawan mereka di dunia saat ini," kata Putin pada saat pertama kali mengungkap soal proyek hulu ledak nuklir di tahun 2018.

Meski demikian, Poseidon akui lebih lambat dari rudal balistik antarbenua.

Namun torpedo super poseidon jauh melampaui hulu ledak lainnya soal dampak kehancuran yang dibuatnya.

Pembuatan poseidon juga disebut dapat digunakan sebagai senjata nuklir taktis melawan kapal perang.

Pada tahun 2015, Poseidon untuk pertama kalinya diperkenalkan sebagai Status-6 torpedo.

Poseidon sendiri memiliki panjang sekitar 20 meter serta berkemampuan menyelam hingga 1.000 meter dan jangkauan jelajah mencapai 10.000 kilometer.

Kemampuan menakjubkan Poseidon sendiri membuatnya sulit dideteksi oleh radar militer tercanggih sekalipun.

Tugas hulu ledak nuklir torpedo super Poseidon

Pembuatan hulu ledak nuklir poseidon oleh Rusia sampai kini masih menjadi pertanyaan terkait tugasnya.

Bila digunakan hanya untuk mempertahankan diri dari ancaman negara lain, pembuatan hulu ledak nuklir memang bisa membuat musuh Rusia ketakutan.

Namun jika dikaitkan dengan pernyataan salah satu pejabat di wilayah Krimea tahun lalu, ada hal mengejutkan yang jadi sorotan.

Ya, sekitar Oktober tahun 2022 lalu, seorang pejabat di wilayah Krimea, Mikhail Sheremet membuat usulan mengejutkan soal senjata militer ampuh.

Sheremet menyarankan pembuatan rudal yang bertujuan untuk menghancurkan satelit NATO.

Sebagai informasi, satelit NATO sangat penting bagi pengoperasian militer seperti pengintaian dan serangan rudal.

Bahkan disebut-sebut militer Ukraina juga menggunakan fasilitas satelit NATO untuk serangan rudal ke wilayah Rusia.

Oleh karena itu, Sheremet melontarkan pernyataan terkait penghancuran satelit NATO.

“Perlu untuk menghancurkan Satelit NATO, yang saat ini digunakan oleh pasukan Ukraina untuk pengintaian dan panduan serangan rudal HIMARS MLRS di wilayah Kherson dan Zaporozhye, serta DPR dan LPR, " ungkap Sheremet.

"Kami memiliki senjata yang mampu melakukan ini, termasuk sistem senjata laser Peresvet," tambahnya.

Namun bila benar pembuatan hulu ledak nuklir Poseidon untuk menargetkan satelit NATO makan akan berdampak eskalasi perang yang meluas.

Apalagi NATO diketahui memiliki 32 satelit luar angkasa.

Tetapi Rusia sendiri juga memiliki pengalaman menghancurkan satelit dengan senjata Star Warrior.

Langkah perang Rusia hadapi Ukraina

Belum lama ini, sebuah stasiun televisi milik Rusia, Channel One TV mengungkap dugaan strategi perang yang akan digunakan Kremlin untuk kalahkan Ukraina.

Salah satunya adalah dengan lebih dulu menghancurkan 32 satelit NATO.

Meski Rusia telah memiliki senjata penghancur Star Warrior, namun kemampuan alat militer tersebut dianggap tak cukup mampu remukkan banyaknya satelit NATO.

Star Warrior sendiri pernah mengejutkan dunia militer saat mampu menghancurkan satelit selama kurun tahun 2014-2020 menurut Pusat Analisis Strategi dan Teknologi Moskow.

“Kami menembak jatuh satelit Tselina-D Soviet lama di orbit luar angkasa,” kata Kiselyov, yang dikutip The Sun.

“Itu adalah penyelesaian tes sistem anti-satelit Rusia, yang akurasinya (Menteri Pertahanan) Sergei Shoigu sebut seperti perhiasan," ucapnya.

“Artinya jika NATO melewati garis merah kita, ia berisiko kehilangan semua 32 satelit GPS-nya sekaligus,” tegasnya.

Rusia Kantongi Titik Koordinat Satelit NATO

Sejalan dengan serangan terhadap satelit NATO, Badan Luar Angkasa Rusia (Roscosmos) pada Juni 2022 lalu telah mempublikasikan titik koordinat sejumlah pusat pertahanan negara-negara anggota NATO termasuk Pentagon di Amerika Serikat (AS).

Tak hanya itu saja, Roscosmos juga mengklaim bahwa sejumlah satelit NATO digunakan untuk memusuhi Rusia.

"Seluruh perusahaan konglomerat dan perusahaan milik negara sekarang bekerja secara eksklusif untuk musuh kami," kata Dmitry Rogozin, Kepala Roscosmos.

Ditambah lagi sebelum terjadinya invasi Rusia ke Ukraina, salah satu perusahaan satelit AS Maxar sempat merilis sejumlah peta wilayah udara Ukraina dan Rusia.

Bahkan dari gambar tersebut nampak jelas aktivitas militer Rusia di dekat Ukraina.

"Hari ini, KTT NATO digelar di Madrid, di mana negara-negara Barat mendeklarasikan Rusia sebagai musuh terburuk mereka. Roscosmos mempublikasi sejumlah foto tempat KTT dan keputusan mereka (NATO) untuk mendukung warga Ukraina," kata Rogozin.

Oleh karena itu Rogozin mengakui data terkait titik koordinat satelit NATO itu untuk berjaga-jaga.

"Untuk berjaga-jaga, kami mengantongi sejumlah titik koordinat dari objek-objek tersebut," kata Rogozin. Titik-titik koordinat itu, di antaranya memperlihatkan derajat, lintang dan bujur." pungkasnya, dikutip dari Reuters.

Poseidon senjata nuklir hari kiamat milik Rusia

Sementara itu, hulu ledak torpedo super Poseidon milik Rusia sendiri dikalim sebagai senjata hari kiamat.

Hal itu tak lain karena kemampuan ledak Poseidon mampu menciptakan gelombang tsunami setinggi puluhan meter sekali diluncurkan.

“Drone memiliki beberapa keunggulan. Kapal selam dengan awak di atas kapal, tentu saja, adalah senjata yang kuat, tetapi ada batasan tertentu pada faktor manusia," kata mantan Kolonel Direktorat Intelijen Utama (GRU) Rusia Alexander Zhilin.

"Poseidon secara praktis bisa waspada dan melakukan tugas kapan saja,” ujar dia kepada Sputnik Radio di bawah kontrol Kremlin, Selasa (26/5), seperti dikutip Moscow Times.

Meski demikian, memiliki senjata Poseidon diakui memang harus dibarengi dengan tanggung jawab besar.

“Penampilan drone sekelas ini, tentu saja, membutuhkan banyak tanggungjawab karena dikelola melalui perangkat lunak. Jelas bahwa ada risiko tertentu ketika dalam operasi peretas dapat mencoba mengambil kendali," kata Kepala Pusat Studi Masalah Keamanan Nasional Terapan Publik Universitas Lobachevsky, Rusia Zhilin.

"Tetapi, berbicara dengan insinyur dan desainer kami, saya sampai pada kesimpulan bahwa ada perlindungan besar-besaran terhadap gangguan eksternal,” ujar Zhilin kepada Sputnik Radio seperti Moscow Times kutip, (28/5).

(*)

Baca Juga: Perang Meluas, Militer Rusia Siap Serbu Inggris Sebagai Target Baru?

Baca Juga: Jawaban Mengapa Rusia Sulit Taklukkan Ukraina Meski Militernya Nomor 2 di Dunia

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya