Isyarat Rusia, China, Korea Utara Bergerak Buat Tandingan PBB?

Sabtu, 03 Desember 2022 | 20:23

GRIDVIDEO - Tiga negara yang disebut-sebut memiliki kekuatan militer mengerikan, Rusia, China dan Korea Utara kini tengah menjalin hubungan mesra.

Akibatnya banyak yang menduga ketiga negara yang pernah menganut ideologi yang sama tersebut tengah menjalin kekuatan bersama.

Apalagi beberapa waktu lalu Rusia dan China sempat melempar pernyataan ingin membuat tandingan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).

Indikasi pembentukan aliansi baru di luar PBB kini semakin kuat dilakukan oleh China, Rusia, dan Korea Utara.

Hal itu terjadi setelah beberapa kali ketiga negara yang memiliki senjata pemusnah, nuklir tersebut menjalin komunikasi dan kerjasama.

Baca Juga: Militer China Dan Rusia Satukan Kekuatan, Memori Buruk Perang Dingin Mengintai

Melansir dari KCNA, Sabtu (26/12/2022) Presiden China, Xi Jinping dikabarkan ingin menjalin kerjasama dengan Korea Utara.

Bahkan Xi Jinping sampai mengirim surat resmi yang ditujukan untuk pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Secara terang-terangan dalam surat tersebut Xi Jinping bahkan menyebut China ingin bekerjasama dalam bidang pertahanan dengan Korea Utara.

Hubungan China dan Korea Utara itupun kini dimaknai sebagai upaya membangkitkan kekuatan Blok Timur yang pernah terjadi pada perang dingin.

Sebagai informasi, surat yang dikirimkan Xi Jinping ke Kim Jong Un tersebut berisi ajakan kerjasama kedua negara dalam perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran regional maupun global.

Baca Juga: China-Korut Bangkitkan Kekuatan Timur, Kim Jong Un Siap Lawan AS

Di sisi lain, Rusia kini juga tengah menjalin hubungan baik dengan Rusia dalam bidang militer dan pertahanan.

Militer China dan Rusia baru-baru ini diduga akan membangkitkan lagi kekuatan aliansi Blok Timur yang pernah terjalin.

Bahkan kekhawatiran juga muncul dari petinggi NATO lantaran hubungan baik ketiga negara tersebut.

Melansir dari Reuters, Kamis (1/12/2022) Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengungkap kekhawatirannya.

"Anggota aliansi kami tetap prihatin dengan kebijakan pemaksaan RRC (Republik Rakyat China), dengan penggunaan disinformasi, dengan pembangunan militernya yang cepat dan tidak transparan, termasuk kerja samanya dengan Rusia," ungkap Blinken.

Hubungan baik ketiga negara tersebut kini dimaknai akan munculnya aliansi militer baru dengan kekuatan besar di dunia untuk menyaingi NATO bahkan PBB.

(*)

Baca Juga: Blok Timur Bangkit? Presiden China Surati Pemimpin Korea Utara, Ada Apa?

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya