GRIDVIDEO - Amerika Serikat (AS) akhirnya buka suara menanggapi terkait soal rudal nuklir milik Korea Utara.
Sudah bukan rahasia lagi, Korea Utara kini memasuki babak baru mengenai senjata pemusnah paling mengerikan di dunia yakni rudal nuklir.
Kim Jong Un baru-baru ini dengan bangga memperkenalkan Hwasong-17, rudal balistik antarbenua (ICBM) terhebat Korea Utara.
Bahkan Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba rudal nuklir dalam beberapa waktu terakhir.
Salah satunya rudal balistik antarbenua yang diklaim Jepang jatuh di wilayah Negeri Sakura.
Baca Juga: Peristiwa Militer: Korut Tantang AS-Korsel, China Buat Geger Jepang
Kini setelah melancarkan sejumlah uji coba, Korea Utara pun secara berani menantang militer AS.
Namun AS sendiri tak tinggal diam dengan kenekatan Kim Jong Un menggunakan senjata pemusnah massal tersebut.
AS kini tengah mengerjakan sanksi baru yang akan dijatuhkan pada pihak Korea Utara.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengungkapkan bahwa Pyongyang terus maju dengan pengembangan rudal nuklir mereka.
Hal itu menurut Sullivan pada Kamis (1/12/2022) sangat dilarang dan memberi sinyal kemungkinan buruk terjadi.
Baca Juga: Kim Jong Un Buat Senjata Militer Terkuat di Dunia Dengan Nuklir
Termasuk saat Korea Utara nekat menjalani uji coba nuklir di kemudian hari.
"Kami memiliki serangkaian tindakan sanksi baru yang akan datang saat kami berbicara," ungkap Sullivan saat berada di acara konferensi di Seoul.
Melansir dari Reuters, Joe Biden membuat beberapa peraturan yang cukup mengejutkan terkait rudal nuklir Korea Utara.
Meski demikian, AS beralasan kebijakan tersebut untuk menekan penggunaan bahan berbahaya seperti nuklir sebagai senjata militer.
Tujuan dari kebijakan Korea Utara AS Joe Biden adalah denuklirisasi semenanjung Korea, dan tetap teguh dalam mengejar tujuan itu sambil fleksibel dalam bekerja dengan mitra tentang cara mencapainya, katanya.
Apalagi pihak Kim Jong Un mengungkapkan bahwa denuklirisasi tidak dapat dilakukan oleh Korea Utara.
Bahkan Kim Jong Un menuduh AS dan sekutunya melakukan kebijakan permusuhan termasuk dengan sanksi yang mereka keluarkan.
Namun Sullivan kembali menegaskan AS tidak memiliki niat buruk terhadap Korea Utara dan menginginkan pembicaraan secara terbuka tanpa syarat.
"Pyongyang menolak penjangkauan yang tulus ini," katanya.
(*)
Baca Juga: Fakta-fakta Hwasong-17, Monster Korea Utara yang Bisa Memicu Perang Dunia