Peristiwa Militer: Iran Akan Serang Tuan Rumah Piala Dunia 2022?

Jumat, 25 November 2022 | 20:12

GRIDVIDEO.ID - Gelaran Piala Dunia 2022 Qatar diterpa isu keamanan terkait teror militer.

Baru-baru ini sebuah pernyataan mengejutkan diungkap oleh Israel.

Kepala Direktorat Intelijen Militer Pasukan Pertahanan Israel, Mayor Jenderal Aharon Haliva mengungkap soal isu serangan militer pada di Piala Dunia 2022 Qatar.

Dalam keterangannya, Intelijen Israel menyebut ada kemungkinan serangan militer Iran ke tuan rumah Piala Dunia 2022.

Disebut bahwa kini Iran tengah mempertimbangkan untuk menyerang Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Baca Juga: Peristiwa Militer: Australia Tiba-tiba Singgung Soal Senjata Perang Indonesia

Lebih lanjut, Haliva membongkar alasan Iran ingin menyerang gelaran Puala Dunia 2022 Qatar.

Serangan yang direncanakan oleh militer Iran tersebut diungkap Haliva sebagai cara mengacaukan kawasan Timur Tengah.

Selain itu, Haliva menambahkan bahwa Iran juga terindikasi ingin mengalihkan perhatian dunia atas kerusuhan yang terjadi di negaranya.

Pernyataan hasil intelijen Israel tersebut diungkap Haliva saat berpidato di konferensi Institute for National Studies di Tel Aviv.

"Saya memberitahu Anda bahwa Iran saat ini sedang mempertimbangkan untuk menyerang Piala Dunia di Qatar juga," ujar Haliva, dikutip dari Arab News, Rabu (23/11/2022).

Baca Juga: Peristiwa Militer: Tentara Rusia Dipalu Kepalanya Karena Membelot

"Iran berusaha melanggengkan ketidakstabilan sebagai hal yang tetap. (Sebab) di saat dunia di sekitarnya stabil dan berkembang, ini adalah kebalikan dari apa yang terjadi di Iran," tambah Haliva.

Haliva dalam hal ini mengatakan serangan Iran ke tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar menjadi upaya Iran mencuri perhatian internasional.

"Piala Dunia kemungkinan akan menjadi salah satu peristiwa di mana mereka mencoba menyebabkan ketidakstabilan."

Meski demikian, Haliva sendiri sampai saat ini belum meyakini 100 persen terkait informasi dari intelijen tersebut.

Tetapi Haliva mengatakan bahwa semua pihak harus tetap waspada dengan ancaman yang akan terjadi.

Baca Juga: Memanas, Militer Rusia Luncurkan 70 Rudal ke Penjuru Ukraina

"Pada tahap ini saya tidak melihat risiko terhadap rezim, tapi karena tekanan terhadap Iran meningkat, termasuk tekanan dari internal, respons Iran jauh lebih agresif, jadi kita harus memproyeksi respons yang jauh lebih agresif di kawasan Iran dan di dunia," ucap Haliva.

Melansir dari Kompas.com, sampai saat ini terjadi protes nasional di Iran.

Protes nasional tersebut meletus setelah seorang wanita Kurdi berusia 22 tahun, Mahsa Amini meninggal dunia saat ditahan polisi moralitas Iran.

Selain itu, protes nasional di Iran dipicu kebijakan terkait penggunaan kerudung.

Setidaknya sebanyak 14 ribu orang kini disebut-sebut tengah ditahan karena buntut protes di Iran.

Kabar lain menyebutkan bahwa ada ratusan orang yang dilaporkan tewas sepanjang protes nasional digaungkan.

(*)

Baca Juga: China Suap Kolonel Militer Taiwan Untuk Menyerah, Perang Akan Dimulai?

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Baca Lainnya