GRIDVIDEO - Sikap Polres Malang yang dinilai tunduk kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) dalam mengatur jam pertandingan Arema FC lawan Persebaya membuat heran Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dan ini juga mengindikasikan ada kekuatan besar yang lebih berpengaruh.
Pelaksanaan pertandingan Arema FC lawan Persebaya dalam lanjutan Liga 1 pada Sabtu (1/10/2022) yang berakhir ricuh dan menjadi Tragedi Kanjuruhan, sebelumnya direkomendasi Polres Malang pada sore hari.
Rekomendasi itu tentu berdasarkan analisis keamanan dan dinilai lebih aman daripada malam hari, mengingat laga Arema FC lawan Persebaya yang merupakan derbi jawa Timur itu berisiko tinggi.
BACA JUGA: Polisi Malang Sujud Masal, Mohon Maaf atas Tragedi Kanjuruhan
Bahkan, ada surat dari Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat yang meminta agar pertandingan dilakukan di sore hari.
Namun, PT LIB kemudian tetap meminta agar pertandingan dilakukan malam hari dan Polres Malang tak bisa apa-apa.
Laga itu pun digelar malam hari dan berakhir kekacauan yang berubah menjadi tragedi.
Salah satu anggota TGIPF, Rhenald Kasali, mengaku heran kenapa Polres Malang bisa tunduk kepada PT LIB.
BACA JUGA: 18 Oktober 2022 Jadi Waktu Krusial, Presiden FIFA Bakal Bertandang ke Indonesia
"Ada surat dari Kapolres yang meminta agar (pertandingan) dilaksanakan sore hari, terus kemudian diminta oleh PT LIB agar dilakukan pada malam hari. Kalau memang itu ditolak, mengapa polisi dan Polres kalah dan harus tetap dijalankan pada malam hari?" kata Rhenald Kasali di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (10/10/2022).
Sebab itu, Rhenald kemudian menduga ada kekuatan tertentu yang mengatur supaya pertandingan Arema FC lawan Persebaaya tetap dilaksanakan pada malam hari dengan kepentingan tertentu.
Indikasi-indikasi itu, jelas Rhenald, terlihat.
BACA JUGA: Kengerian Pintu 13, Pintu Maut Stadion Kanjuruhan dengan Mayat Bergelimpangan
"Ada indikasi-indikasi yang misalnya kenapa bisa jadi malam. Pada malam itu kemungkinan besar di situ ada pihak tertentu yang mempunyai kekuatan untuk mengatur tetap menjadi malam hari," kata Rhenald Kasali.
Hanya saja, Rhenald tak menjelaskan indikasi-indikasi itu mengarah kepada siapa.
"Saya belum bisa (mengungkapkan identitas kekuatan itu). Kita belum bisa sebutkan walaupun saudara-saudara sudah menciumnya," lanjut Rhenald Kasali.
BACA JUGA: Hikmah yang Didapat Persib Bandung dari Tragedi Kanjuruhan, Keamanan dan Kenyamanan Jadi Fokus
Meski begitu, Rhenald Kasali menegaskan, pihak yang berkekuatan itu tetap akan dipanggil oleh TGIPF untuk dimintai keterangan.
Selain itu, TGIPF juga akan memanggil PSSI dan PT LIB.
"Ya kita akan panggil semua. PT LIB akan datang, akan kita minta. PSSI akan kita panggil besok dan sejumlah pihak yang terkait dengan ini semya, ya. Kita akan klarifikasi," tegas Rhenald Kasali.
KEPENTINGAN ROKOK
Rhenlad Kasali juga menduga ada kepentingan iklan rokok sehintta pertandingan Arema FC lawan Persebaya itu dilaksanakan pada malam hari.
Sebab, katanya, pertandingan malam hari biasanya dilaksanakan pada pukul 21.30 WIB untuk mengakomodasi iklan rokok.
BACA JUGA: Cara mengobati Diabetes dengan Obat Alami, hanya Bermodal Kulit Petai
"Kalau kemarin (Arema Vs Persebaya) kan enggak jam segitu. Tapi, banyak sekali hal-hal seperti dilakukan setengah 10 malam. Kami juga mendengar mungkin itu salah satunya mengakomodir iklan rokok yang baru mulai di jam setengah 10 malam," terang Rhenald Kasali.
Padahal, sebenarnya pertandingan malam hari sering dikeluhkan para pemain.
"Jadi, kalau mau bicara perubahan, semuanya ini harus diubah sikap, mental, sportivitas, stadion yang harus diubah, keselamatan dan kenyamanan penonton penting," tegas Rhenald Kasali.