GRIDVIDEO - Ketua Panpel pertandingan Arema Fc kontra Persebaya, Abdul Haris, mengaku ikhlas dirinya kini berstatus tersangka tragedi Kanjuruhan yang merenggut ratusan nyawa.
Abdul Haris pun siap untuk menerima segala kemungkinan yanf akan dihadapinya dari aspek hukum.
Selain itu, Abdul Haris juga memikirkan pertanggungjawaban dari aspek agama.
Dia bahkan rela mendapat hukuman seumur hidup karena hukuman di akhirat lebih berat.
"Saya minta ampun ya Allah. Siksaan yang amat pedih. Bukan masalah dunia. Ini masalah akhirat ya Allah. Saya disanksi seumur hidup pun tidak apa-apa. Tidak masalah," ujar Abdul Haris.
Namun dia juga menyebutkan bahwa dalam kasus tragedi Kanjuruhan terdapat pihak yang cuci tangan atau lepas tanggung jawab.
Abdul Haris mengatakan pihak tersebut berlindung di balik regulasi.
"Jangan berlindung di balik regulasi. Bapak-bapak melepas, cuci tangan. Secara moral, saya tanggung jawab, sportif, ini adalah kesalahan saya," tutur Abdul Haris.
Beberapa waktu lali, memang sempat ada pernyataan dari PSSI yang mengatakan jika tragedi Kanjuruhan merupakan tanggung jawang Panpel.
Hal ini merujuk pada regulasi PSSI tentang keselamatan dan keamanan pasal 3 ayat 1d.
“Panpel menjamin, membebaskan, dan melepaskan PSSI (beserta para petugasnya) dari segala tuntutan oleh pihak mana pun dan menyatakan bahwa panpel bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kecelakaan, kerusakan, dan kerugian lain yang mungkin timbul berkaitan dengan pelaksanaan peraturan ini,” bunyi peraturan PSSI.
Abdul Haris pun menegaskan,tentang sportivitas seperti halnya dalam permainan sepak bola.
Harus berani bertanggung jawab saat ada masalah, jangan hanya mengklaim ketika hal-hal baik saja.
"Jangan tanggung jawab ketika pertandingannya lancar, ketika menjadi juara. Tetapi, ketika krusial, ketika terjadi tragedi, Ketua Panpel jadi penanggung jawab," kata Abdul Haris.
Kemudian sekali Abdul Haris mengatakan, dirinya ikhlas dan akan bertanggung jawab.
"Tidak apa-apa, saya tanggung. Saya ikhlas," ucap Abdul Haris.