Grid Video - FIFA mengibarkan bendera setengah tiang di markas pusat sebagai tanda menghormati korban tragedi Kanjuruhan.
Presiden FIFA, Gianni Infantino, menyatakan melalui laman resmi otoritasnya bahwa ini adalah hari yang gelap bagi seluruh insan sepak bola.
"Dunia sepak bola sedang terkejut menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan," kata Gianni Infantino.
"Ini adalah hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi di luar pemahaman."
"Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini."
"Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang telah yang terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia, pada saat yang sulit ini," ujar Gianni Infantino.
FIFA lalu memerintahkan pihak terkait untuk melakukan investigasi secara mendalam atas tragedi kelam yang menimpa sepak bola Indonesia ini.
Baca Juga: Di Tengah Duka Sepak Bola Indonesia, Timnas Menang 14-0 dalam Kualifikasi Piala Asia U-17
PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia juga telah menurunkan tim untuk mengusut tuntas tragedi ini.
Sebagai bentuk penghormatan, markas pusat FIFA yang berada di Kota Zurich, Swiss, mengibarkan bendera negara anggota setengah tiang.
Dunia sepak bola berduka atas Tragedi Kanjuruhan yang memakan korban ratusan jiwa dan diingat sebagai salah satu bencana kelam sepak bola Indonesia, bahkan di dunia.
Dunia sepak bola Indonesia kembali berduka saat partai Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya tersaji di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam WIB.
Duel bertajuk Derbi Jawa Timur tersebut berakhir dengan kerusuhan setelah tuan rumah Arema FC takluk dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.
Kekalahan tersebut adalah yang pertama bagi Arema FC setelah 23 tahun tak terkalahkan saat bermain di kandang dari Persebaya Surabaya.
Pascalaga, beberapa pendukung memasuki lapangan untuk meluapkan kekecewaannya atas hasil tersebut terhadap para pemain dan ofisial Arema.
Kemudian kericuhan semakin melebar dengan terjadinya kepanikan massa akibat adanya tembakan gas air mata oleh aparat kepolisian.
Hingga berita ini diterbitkan, tercatat ada sekitar 182 korban jiwa dan lebih dari 300 orang yang mendapatkan perawatan.