Tragedi Kanjuruhan: Mental Pelatih Arema Hancur Saksikan Korban Meninggal di Pelukan Pemain

Senin, 03 Oktober 2022 | 14:04

GRIDVIDEO - Pelatih Arema FC, Javier Roca mengaku mentalnya hancur usai kerusuhan di Kanjurugan setelah timnya kalah dari Persebaya, Sabtu (1/10/2022).

Javier Roca bahkan melihat suporter yang meninggal di pelukan pemain ketika dirawat tim dokter di ruang ganti.

Selain itu, Javier Roca merasakan beban yang berat juga tanggung jawab.

Dia menyesal tidak bisa membawa hasil yang lebih baik untuk Arema.

Javier berpikir, seandainya saja laga berakhir dengan hasil imbang, mungkin kerusuhan di Kanjuruhan tidak akan terjadi.

"Saya hancur secara mental. Saya merasakan beban yang sangat berat, bahkan tanggung jawab," kata Javier Roca.

"Hasil menentukan apa yang terjadi pada akhir. Jika kami imbang, ini tidak akan terjadi," ucap mantan pelatih Persik Kediri ini.

Javier mengaku, dirinya baru mengetahui kondisi lapangan begitu mencekam setelah selesai konferensi pers.

Kerusuhan di Kanjuruhan bermula dari rasa kecewa suporter Arema karena tim kesayangan mereka kalah 2-3 dari Persebaya.

Beberapa suporter kemudian menerobos masuk ke lapangan yang memicu perseteruan dengan pihak keamanan.

Perseteruan itu, semakin panjang dan suporter yang terus ke lapangan makin banyak.

Akhirnya pihak keamanan menggunakan gas air mata untuk mengurai massa.

Sayang, gas air mata justru membuat suporter yang berada di tribun panik hingga berlarian menyelamatkan diri.

Akhirnya terjadi desak-desakan dan penumpukan suporter hingga ratusan korban kehilangan nyawa.

Dia melihat pemain Arema ikut membantu korban.

Javier tidak menyangka akan terjadi kerusuhan yang begutu besar hingga memakan banyak korban meninggal.

"Kami tidak pernah menyangka ini akan terjadi karena pemain memiliki hubungan yang bagus dengan para penggemar," kata Javier Roca.

"Saya pergi ke ruang ganti dan beberapa pemain tetap berada di lapangan. Ketika saya kembali dari konferensi pers, saya melihat tragedi dalam stadion," ucapnya melanjutkan.

"Para pemain lewat dengan membawa korban di tangan mereka. Yang paling mengerikan saat korban masuk (ke ruang ganti) untuk dirawat oleh tim dokter," kata dia.

"Sekitar 20 orang masuk dan empat meninggal. Ada suporter yang meninggal di pelukan pemain," ucapnya.

Tag

Editor : Rara A

Sumber Kompas.com