Ini Sumber Utama Pembunuhan Brigadir J, Ada Dua Provokator yang Membuat Ferdy Sambo Kalap

Senin, 29 Agustus 2022 | 18:00

GRIDVIDEO - Akar kemarahan Ferdy Sambo hingga membunuh Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigafir J, adalah fitnah dan provokasi. Ada dua orang yang menjadi tukang kompor atau provokator Ferdy Sambo.

Demikian pendapat mantan pengacara Bharada Richard Elizier alias Bharada E, Deolipa Yumara, dan kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Menurut Deolipa, tokoh yang suka memprovokasi Ferdy Sambo dan memfitnah Brigaidr J itu adalah asisten rumah tangga sekaligus sopir keluarga, Kuat Ma'ruf.

BACA JUGA: Eks Pengacara Bharada Bongkar Sosok yang Panasi Ferdy Sambo hingga Tega Bunuh Brigadir J

Sedangkan, menurut Kamaruddin Simanjuntak, sosok yang sering memprovokasi Ferdy Sambo dan memfitnah Brigadir J adalah ajudan berinisial D.

Semua, rata-rata motivasinya iri kepada Brigadir J yang disayang Ferdy Sambo dan istrinya.

"Soal pelecehan katanya di Magelang itu adalah sebuah kebohongan yang dibikin Kuat (Ma'ruf). Mana ada ajudan berani bopong Bhayangkari bintang dua," kata Deolipa Yumara dalam akun YouTube TV One seperti dilihat Wartakotalive.com, Minggu (28/8/2022).

BACA JUGA: Lihat Rekaman CCTV, Pakar Digital Forensik Ini Bongkar Detik-detik Mesterius Putri Candrawathi Sebelum Brigadir J Tewas

Kuat Ma'ruf yang kini juga sudah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana itu, menurut Deolipa, melakukan propaganda-propaganda yang menjelek-jelekkan Brigadir J.

Menurut Deolipa, pernyataan dan kesimpulannya berdasarkan kesaksian Bharada E dan cerita yang didapatkannya dari penyidik lainnya.

Meski orang sipil, ia iri dan ingin menjadi orang nomor satu yang dipercaya Ferdy Sambo.

"Nah, propaganda-propaganda Kuat itu yang kemudian dijadikan skenario, sehingga Kuat, Putri, dan Sambo berkonspirasi untuk menciptakan kebihingan," jelas Deolipa.

Maka, Deolipa menyarankan agar penyidik tak terlalu percaya pada keterangan para tersangka tersebut.

BACA JUGA: Ogah Jadi Kambing Hitam, Kini Bharada E Bongkar Aneh Orang Dekat Ferdy Sambo Saat di Magelang: Richard Jangan Ikut Campur

"Apalagi, mereka bertiga (Ferdy, Putri, Kuat) adalah tersangka. Putri kan gak bagus juga. Putri kan tukang bohong juga. Sambo tukang bohong, Kuat apalagi. Jadi, tidak bisa dipercaya mereka itu soal isu pelecehan, karena sama sekali gak muncul kemungkinan pelecehan itu," terang Deolipa.

Deolipa menggarisbawahi, Kuat Ma'ruf sudah memfitnah Brigadir J telah melecehkan Putri Candrawathi.

Karena hasutan Kuat serta merasa harkat dan martabat keluarganya dilukai, Ferdy Sambo murka dan kalap.

Deolipa berpendapat, Ferdy Sambo merancang dan merencanakan pembunuhan terhadap Brigadir J, hingga akhirnya ia dieksekusi di rumah dinas, 8 Juli 2022.

Ferdy Sambo memerintahkan Bharada E menembak Brigadir J. Eksekusi ini di depan Ferdy Sambo, Kuat Ma'ruf, dan Bripka RR.

"Jadi, motif sebenarnya adalah karena si Kuat Ma'ruf atau KM ini. Kuat ini orang sipil, tapi ingin berkuasa di polisi (ajudan Ferdy Sambo). Kuat ini ka selalu berantem sama si Yosua atau Brigadir J, karena Kuat ingin dianggap oleh Sambo sebagai orang pertama penjaga Sambo," kata Deolipa.

Maka, lanjut Deolipa, Kuat melakukan berbagai propaganda.

"Propaganda si Kuat ini, dia bikin cerita tentang si Yosua ini yang jelek-jelek. Dia bikin propaganda terkait bu Putri dan bilang ke Sambo," tutur Deolipa.

Kuat termasuk membuat cerita bahwa Brigadir J sudah 2 kali berupaya melecehkan Putri Candrawathi.

"Kuat karena gengsinya, karena merasa paling kuat, namanya juga Kuat, kalau (perannya) di bawah Yosua kan gak mau dia. Sebab, Kuat orang lama ikut Sambo. Jadi, dia bilang ke Sambo, bos, Yosua tuh begini, begini, begini. Ini yang namanya fitnah. Jadi, sumber persoalan utama adalah fitnahnya Kuat yang disampaikan kepada Sambo," ujar Deolipa.

Provokasi-provokasi itulah yang kemudian membuat Ferdy Sambo marah.

"Namanya Sambo kadang-kadang psikopat, pabik dia, merasa cemburu banget. Timbullah niat busuknya karena kepalanya sudah tidak bisa berpikir normal, karena omongan si Kuat," lanjut Deolipa.

Menurutnya, Kuat sudah lama iri kepada para polisi ajudan Ferdy Sambo, terutama kepada Brigadir J.

"Kuat ini kan karena iri sama Yosua, Eliezer, sama ajudan polisi lain. Akhirnya, ia rancang suatu cerita di otaknya, yakni cerita jahat dan itu fitnah. Makanya, sumber dari persoalan ini adalah fitnah," terangnya.

"Sehingga dapat satu sudut pandang. Oh ternyata, ada posisi di mana Kuat ini orang sipil, lalu ajudan lainnya polisi semua. Kuat ini tersinggung kalau gak jadi bosnya mereka. Juga tersinggung kalau Sambo lebih dengerin omongan ajudannya yang polisi-polisi ini daripada dia," ujar Deolipa.

"Kuat maunya nomor satu, tapi dia sipil. Apalagi dia bawaan orang lama, jadi dia gak mau kalah. Akhirnya dia bikin propaganda dan fitnah serta ceritalah ke Sambo," lanjutnya.

Menurut Deolipa, Kuat mengarang cerita Brigadir J telah melakukan perbuatan tak terpuji pada istri Sambo, Putri Candrawathi.

Padahal hubungan Putri Candrawathi dan Brigadir J sudah seperti ibu dan anak.

VERSI KAMARUDDIN

Cerita hampir sama disampaikan kuasa hukum keluarga Brigadir J, yakni Kamaruddin Simanjuntak.

Ia juga melihat ada upaya fitnah dan propaganda ang menyudutkan Brigadir J, tapi dilakukan ajudan lain yang berinisial D.

Menurutnya, D sering melakukan hasutan kepada Ferdy Sambo, sehingga memicu pertengkaran dengan istrinya, Putri Candrawathi.

"(Provokasi itu) dengan cara mengatakan ajudan ini (Brigadir J) pakai parfum sama dengan yang dipakai ibu (Putri Candrawathi)," kata Kamaruddin Simanjuntak, Sabtu (20/8/2022) dikutip dari Tribunnews.com.

"Kemudian menghasut bahwa almarhum ini pernah dia pergoki menembak foto dari pak Ferdy Sambo selaku Kadiv Propam," lanjutnya.

"Kemudian menghasut Ferdy Sambo seolah almarhum ini membocorkan rahasia daripada Ferdy Sambo kepada Ibu (Putri Candrawathi), sehingga memicu pertengkaran antara Ibu dengan Bapak (Ferdy Sambo), sehingga menyebabkan Ibu menjadi sakit," kata Kamaruddin.

Informasi ini, jelas Kamaruddin, diketahuinya dari bukti percakapan via WhatsApp atau WA.

"Itu terekam dalam percakapan ya, percakapan elektronik," jelas Kamaruddin.

Editor : Hery Prasetyo

Baca Lainnya