Perang Koalisi Rusia-China Lawan Amerika Serikat Bisa Pecah Gara-gara Ini

Selasa, 02 Agustus 2022 | 21:46

GRIDVIDEO - Konflik dunia beralih dan berkembang menjadi besar, dari perang Rusia lawan ukraina, bisa berubah menjadi perang koalisi Rusia-China melawan Amerika Serikat.

Moskwa menuduh Washington telah mengacaukan dunia dan menyulut konflik global.

Kunjungan Ketua DPR AS, nancy Pelosi ke taiwan, memicu kemarahan Rusia dan China.

Selama ini Taiwan masih menjadi wilayah konflik.

bagi China, Taiwana dalah bagian dari teritori mereka.

Sementara, Tawian di bawah dukungan AS merasa sudah menjadi negara yang merdeka.

Sehingga, kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan tak ubahnya dukungan kepada Taiwan, sekaligus menampar China.

Artinya, tamparan itu juga mengenai wajah Rusia yang menjadi sekutu China.

"Washington telah membawa ketidakstabilan dunia. Tidak ada satu pun konflik yang diselesaikan dalam beberapa dekade terakhir, tapi banyak yang memprovokasi," demikian kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova di media sosial.

Setelah Rusia menyerang Ukraina, Amerika Serikat menjadi salah satu pelopot kampanye embargo dan isolasi kepada Rusia.

Sebab itu, Rusia terus memperbaiki hubungan dengan China dan menyatakan solidaritasnya kepada China atas kasus Taiwan.

China juga memandang kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan sebagai provokasi.

China beberapa kali akan mengambil alih Taiwan.

Kehadiran Ketua DPR AS itu bisa membuat China mengikuti langkah Rusia yang menyerang Ukraina, dengan mengambil alih Taiwan.

Ini artinya, perang besar bisa terjadi, mengingat AS berkomitmen akan terus mendukung Taiwan sebagai negara merdeka dan demokratis.

"Pihak Amerika Serikat akan memikul tanggung jawab dan membayar harga, karena merusak kepentingan keamanan kedaulatan China," demikian ancam China lewat juru bicara Kementerian Luar Negeri, Hua Chunying, dalam temu pers di Beijing sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP.

Sebelumnya, lewat telepon, Presiden China, Xi Jinping, telah memperingatkan Presiden AS, Joe Biden, untuk tidak bermain api di Taiwan.

Hal ini ditegaskan Duta Besar China untuk PBB, Zhang Hun yang pada Senin (1/8/2022) mengatakan, "Kununjungan seperti itu (Nancy Pelosi), sangat berbahaya dan sangat provokatif."

Sementara itu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, justru menuduh China-lah yang telah melakukan provokasi.

Sebab, meski pemerintahan Joe Biden menentang kunjungan tersebut, menurutnya Ketua DPR AS berhak pergi ke mana pun dia mau.

"Ketua DPR memiliki hak mengunjungi Taiwan," katanya kepada wartawan, Senin (1/8/2022).

"Tak ada alasan bagi Beijing untuk mengubah kunjungan itu menjadi potensi krisis," tambahnya.

Kirby mengaku memiliki informasi intelijen bahwa China sedang melakukan provokasi militer.

Namun, Kirby menegaskan, kebijakan AS tentang Taiwan tak berubah, yakni tetap mendukung taiwan sebagai negara merdeka.

Artinya, ketegangan antara AS dan China soal Taiwan tak berubah, tetap memanas dan saling memprovokasi.

Kini, Rusia yang merasa terpojok oleh aksi boikot negara-negara pro barat, terang-terangan mendukung kepentingan dan langkah China.

Jika AS ngotot mendukung Taiwan dan makin menunjukkan manuvernya, maka tak menutup kemungkinan China dan Rusia juga akan melakukan manuver nyata.

Ini yang dikhawatirkan akan menjadi bibit perang dunia, atau konflik global yang sangat besar dan mengerikan.

Tag

Editor : Hery Prasetyo