Misteri Kertas Terlipat Penyelidikan Kasus Brigadir J Terungkap, Ini Penjelasan Komas HAM

Jumat, 29 Juli 2022 | 16:36

GRIDVIDEO - Misteri kertas terlipat saat Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), M Choirul Anam menjelaskan hasil penyelidikan terkait tewasnya Brihadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Rabu (27/7/2022), akhirnya terungkap.

Misteri ini sempat menjadi isu liar di media sosial.

Bahkan, sempat ada narasi bahwa kertas yang dilipat itu sebagai sikap Komnas HAM yang tidak transparan menyangkut keterangan kasus Brigadir J.

Saat temu pers itu, M Choirul Anam memegang kertas besar dengan cara terlipat.

Lipatan itu yang kemudian banyak diasumsikan sebagai cara menyembunyikan informasi.

Sebuah akin twitter @kr1t1d45_pro sempat mengunggah video yang memperlihatkan Choidrul Anam memegang kertas dengan cara melibat sebagian.

Video yang diunggah pada 28 Juli 2022 pukul 08.21 WIB itu dinarasikan Komnas HAM tak mau terbuka atas penyeludukan kasus Brigadir J.

"Mereka Semua Pemain Sinetron, Tidak Mau Terbuka & Transparan ?? Bharada E pun ketika Di Tanya Wartawan BUNGKAM ?? Drama Komnas HAM ????" tulis akun itu.

Menanggapi narasi tersebut, M Choirul Anam meminta masyarakat untuk menonton video konverensi pers itu secara utuh.

"Lihat video (secara) lengkap," jawab Choirul Anam ketika dihubungi Kompas.com lewat pesan singkat, Jumat (29/7/2022).

Dalam video secara lengkap, Choirul Anam menyampaikan penjelasan kertas yang ia pegang adalah catatan penyelidikan yang masih mentah.

Karena keterangan dan datanya masih mentah, maka harus dianalisis terlebih dulu.

"Rekan-rekan semuanya, itu bahan mentah yang nanti akan kami analisis untuk menentukan titik-titik mana komunikasi awal yang terjadi di wiolayah-wilayah yang terekam dam cell dump," jelas Choirul Anam.

Oleh karena itu, materi mentah tersebut belum layak dipublikasikan.

"Kalau ini dipublikasikan, ya jangan. Nanti setelah kesimpulan kita, akhir laporan pasti kita akan bilang. Tapi sekarang tidak cukup (untuk mempublikasikannya) bagaimana proses membuat terangnya peristiwa," tegasnya dalam video lengkap tersebut.

Menurut Anam, cell dump yang ia dapatkan dan tim digital forensik Mabes Polri merupakan data komunikasi dalam bentuk digital.

Selain itu, ia juga menegaskan bahwa data tersebut tidak memuat percakapan langsung dalam bahasa manusia.

Komunikasi yang terjadi adalah antara teknologi dengan teknologi.

"Bukan orang dengan orang. Jadi jaring laba-laba, siapa menghubungi siaoa dan siapa terhubung dengan siapa ada di situ," terangnya.

Editor : Hery Prasetyo

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya