Impor Wanita ke Batavia, Kisah Edan Seputar Jakarta

Kamis, 14 Juli 2022 | 18:18

GRIDViDEO.ID - Mengimpor wanita dari Belanda ke Batavia merupakan salah satu strategi dan kebijakan Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterszoon Coen, dalam membangun Batavia.

Begitu Jan Pieterszoon Coen (JP Coen) berhasil merebut Sunda Kelapa atau Jayakarta pada 30 Mei 1619, ia begitu menyukai daerah itu.

Kota itu kemudian ia namakan Batavia. Saking istimewanya Batavia, ia juga memberi nama lain, Nieuw Hoorn yang artinya kota Hoorn Baru.

Hoord adalah sebuah kota kecil di Belanda, tempat kelahiran JP Coen.

Selain karena menjadi kebanggaan atas prestasi prestasi menaklukkan Batavia, kota itu juga sangat strategis, dekat dengan Selat Sunda dan jauh dari Selat Malaka yang dikuasai Portugis.

Maka, JP Coen berencana membangun Batavia sebagai kota perdagangan bagi Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Namun, wanita ternyata menjadi masalah, terutama bagi pasukan dan pejabatnya.

Agar pasukannya betah di Batavia dan tetap bersemangat tinggi, JP Coen kemudian mengimpor wanita dari Belanda ke Batavia.

"Impor gadis-gadis ini dilakukan agar orang-orang Belanda menjadi betah tinggal di daerah koloni," tulis Zaenuddin HM dalam buku "Kisah-kisah Edan Seputar Djakarta Tempo Doeloe".

"Mereka akan punya anak dan keturunan, kelak bisa dijadikan tentara, buruh, juru tulis, dan sebagainya," tambah Zaenuddin.

JP Coen berharap, Batavia nantinya benar-benar didominasi oleh warga keturunan Belanda.

Sehingga, usaha mempertahankan dan membangun Batavia sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan VOC di Nusantara akan kuat.

"Pria tak bisa hidup tanpa wanita. Supaya orang-orang kompeni bisa mendapatkan pasangan yang pantas, yang membuahkan anak-anak untuk menjadi kolonis yang layak pula, kirimlah wanita-wanita muda," begitu perintah JP Coen yang berkuasa di Batavia dari 1617 sampai 1629.

Pada 1621, tiga keluarga didatangkan dari Belanda ke Batavia.

Mereka membawa beberapa gadis muda yang kemudian diikat kontrak untuk tinggal selama 5 tahun di batavia.

Jika mereka mendapatkan jodohm maka mas kawin akan ditanggung kompeni.

Lalu, pada 1622, sebanyak 6 gadis datang dari Belanda ke Batavia.

Mereka mendapat julukan "putri-putri kompeni", disusul kedatangan beberapa gadis lajang dari Amsterdam.

"Gadis-gadis itu datang ke Batavia dalam keadaan miskin," terang Zaenuddin.

Aktivitas impor wanita dari Belanda itu sebenarnya pernah dilakukan sebelum JP Coen menguasai Batavia.

Sebanyak 36 wanita Belanda pernah didatangkan ke Batavia dengan maksud yang sama.

Mereka adalah para istri karyawan dan tentara Belanda atau para pekerja VOC.

Namun, dalam perjalanan, sebagian wanita-wanita itu tewas.

Yang hidup dikirim ke Ambon dan Batavia.

Sebab itu, di masa JP Coen, penduduk belanda semakin banyak di Batavia. Impor wanita dari Belanda tak hanya membuat para pasukan kompeni betah di daerah koloni, tapi juga mengembangkan warga Belanda.

Tag

Editor : Hery Prasetyo