Berbahayakah Pendarahan Setelah Operasi Sesar? Apa Ya Penyebabnya?

Kamis, 03 September 2020 | 17:00

Grid Video -Mengalami perdarahan adalah hal yang normal setelah melahirkan, baik itu persalinan normal atau operasi caesar.

Moms mungkin merasa cemas jika mengalami pendarahan setelah operasi sesar.

Baca Juga: Resep Pempek Tanpa Ikan, Rasanya Tetap Enak dan Juara di Lidah

Seperti apa pendarahan yang normal setelah operasi sesar?

Kondisi apa yang perlu diwaspadai jika Moms mengalami pendarahan setelah operasi sesar?

Kondisi Pendarahan Normal

Setelah operasi sesar, Moms akan mengalami perdarahan hebat pada beberapa hari pertama.

Umumnya pendarahan ini berlangsung selama 2 - 6 minggu. Setelahnya pendarahan akan jadi lebih berair dengan warna memudar.

Baca Juga: KTM 390 Adventure, Spesifikasi dan Fiturnya Cocok Nih Diajak Bertualang

Namun pada awal pendarahan, Moms mungkin akan menemui gumpalan darah beku.

Pendarahan ini wajar terjadi sebab tubuh mengeluarkan jaringan ekstra di dalam rahim.

Selain itu, ada beberapa kondisi ini menyebabkan adanya pendarahan pascaoperasi sesar, seperti pembuluh darah putus karena tidak sengaja terpotong, sisa plasenta tertinggal, atau plasenta perlu dikeluarkan manual.

Namun kondisi-kondisi yang menyebabkan pendarahan tersebut umumnya bisa segera ditangani.

Apa yang perlu Moms waspadai adalah jika pendarahan tidak disadari. Biasanya ini terjadi pada pendarahan internal.

Tanda-tanda pendarahan internal adalah:

Baca Juga: Nggak Cuma Pindah Rumah ke New Zealand, Femmy Permatasari Bakal Pindah Warga Negara, Apa Alasannya?

- Jantung berdetak cepat dan kesulitan bernapas

- Lemah dan merasa cemas

- Badan terasa dingin serta kulit pucat

- Pendarahan deras tidak berkurang setelah 6 minggu

- Frekuensi buang air kecil berkurang dengan urin jauh lebih sedikit

Moms sebaiknya segera ke dokter jika mengalami gejala tersebut.

Atau jika Moms harus mengganti pembalut tiap jam, darah beku sering keluar, serta pusing dan mual, ini tanda-tanda bahaya yang harus segera dikonsultasikan pada dokter.

Editor : Anisa Annan

Baca Lainnya