GRIDVIDEO - Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un mengumumkan peraturan baru yang terdengar tak lazim.
Peraturan tersebut bahkan bernada memaksa kepada rakyat Korea Utara.
Pemerintahan di bawah Kim Jong Un memang kerap kali membuat aturan yang cukup 'nyeleneh'.
Salah satunya yang baru-baru ini dicanangkan oleh pemimpin diktator Korea Utara tersebut.
Bagaimana tidak? Kim Jong Un baru-baru ini mengeluarkan aturan yang memaksa rakyat Korea Utara mengganti nama.
Baca Juga: Isyarat Rusia, China, Korea Utara Bergerak Buat Tandingan PBB?
Lebih aneh lagi, Kim Jong Un memaksa rakyatnya untuk mengganti identitas dengan unsur militer.
Melansir dari Radio Free Asia, Sabtu (3/12/2022) seorang warga mengungkap bahwa otoritas Korea Utara meminta warga yang memiliki nama dengan akhiran vokal lembut untuk diubah menjadi lebih ideologis.
Selain itu, anak-anak di Korea Utara harus mengubah nama mereka bila dinilai tidak revolusioner.
"Perintah otoritas kehakiman untuk segera mengganti nama anti-sosialis sudah ditegaskan di setiap rapat warga sejak Oktober," ungkap seorang penduduk dari wilayah Hamgyong Utara yang dikutip dari Radio Free Asia.
Bahkan peraturan tersebut telah dikeluarkan pemerintah Korea Utara sejak bulan lalu.
Baca Juga: Berusia 10 tahun, Putri Kim Jong Un Dianggap Sosok Penting di Korea Utara, Ini Sebabnya!
Selain itu, pemerintah Korea Utara juga mengeluarkan pengumuman terus menerus di setiap pertemuan yang dilakukan oleh warga terkait peraturan baru tersebut.
"Mulai bulan lalu, pemberitahuan terus-menerus dikeluarkan pada pertemuan warga unit jaga lingkungan untuk mengubah semua nama tanpa konsonan akhir," tambahnya.
Rakyat Korea Utara kini diharuskan oleh Kim Jong Un dan rezimnya untuk menggunakan nama yang bermakna politis.
Lebih lanjut, bila ada warga yang menolak aturan yang dikeluarkan oleh Kim Jong Un akan dicap anti-sosialalis.
Mengutip dari sumber lain, dikeluarkannya aturan pergantian nama di Korea Utara lantaran pemerintah menemukan beberapa generasi di keluarga telah menamai anak-anaknya dengan campuran China, Jepang bahkan Korea Selatan.
"Pihak berwenang mengkritik beberapa generasi keluarga karena tak ragu menamai anak-anak mereka dengan campuran nama China, Jepang, dan Korea Selatan ketimbang Korea Utara,"
Ternyata hal serupa pernah dilakukan oleh rezim otoriter Korea Utara terkait aturan penggantian nama.
Di masa lalu, warga Korea Utara pernah didesak untuk menggunakan nama yang terkesan patriotik.
Nama-nama yang digunakan oleh warga kala itu harus bermakna idelogis ataupun militer seperti Chung Sim (Kesetiaan), Chong Il (senjata), Pok Il (bom) hingga Ui Song (satelit).
(*)
Baca Juga: Babak Baru Rudal Nuklir Terkuat Milik Korea Utara, AS Beri reaksi!