"Wajar karena ada keterlibatan mafia bukti seorang BJP punya fasilitas pesawat pribadi," jelasnya.
Dalam kasus Ferdy Sambo, Kamaruddin menjelaskan bagaimana besarnya wewenang sosok eks Kadiv Propam tersebut.
"Pertama dia itu tangan kanannya Kapolri, Kadiv Propam tukang pukulnya Kapolri, dimana Kapolri pergi dia ikut, Ferdy Sambo jaman dulu pergi ke istana itu kapolri, disitu ada Kapolri disana ada Ferdy Sambo," ujarnya.
"Tentulah pegang kekuasaan tinggi khususnya P* sebagai penjaga etika dan garda terdepan menegakan disiplin, tentu dia bisa mencopot para jenderal baik di Kapolda, Kapolda bahkan satu dua tingkat di atasnya," ujarnya.
Mendengar penjelasan Kamaruddin Simanjuntak, Uya Kuya pun cukup terkejut.
"Woa luar biasa," ujar Uya Kuya.
Bahkan Kamaruddin Simanjuntak masih ingat jelas bagaimana momen dirinya bertemu seorang jenderal polisi.
"Bahkan saat saya pergi ke Medan ada seorang mengaku Brigadir Jenderal Polisi, dia telpon saya video call, dia berdiri sikap sempurna bahkan istrinya masih cantik kulihat disuruh berdiri sikap sempurna, menghadap saya dan memanggil saya komandan," terangnya.
Awalnya Kamaruddin menganggap bahwa pengakuan jenderal polisi tersebut hanya bercanda.
"Awalnya saya kira bercanda tetapi dia berterima kasih mengaku brigadir jenderal, dia mengaku diperas 2,5 miliar, dia menghendaki satu jabatan ketika masih Kombes lalu untuk mendapatkan jabatan itu dia setor 2,5 miliar, makanya saya bilang karena mau juga itu," ujarnya.