"Amerika Serikat berkomitmen untuk memperkuat koordinasi dengan ROK (Korea Selatan) untuk terus mengerahkan dan menggunakan aset strategis di kawasan secara tepat waktu dan efektif untuk mencegah dan menanggapi DPRK (Korea Utara) dan meningkatkan keamanan regional," bunyi pernyataan bersama tersebut.
Tindakan yang jelas dilakukan oleh militer AS dan Korea Selatan terlihat dari pelatihan gabungan jet tempur siluman F-35A pada Juli lalu.
Selain itu, pengerahan kelompok serang seperti kapal induk USS Ronald Reagan Carrier Strike Group menjadi bukti awal.
Delegasi EDSCG juga telah memeriksa pembom strategis B-52 AS dan kedua negara akan berupaya meningkatkan kesiapan strategis melalui peningkatan berbagi informasi, pelatihan, juga latihan.
Pelatihan gabungan militer AS dan Korea Selatanbertujuanuntuk memperkuat kemampuan dan postur respons rudal aliansi.
Sebagai informasi, diketahui minggu laluKorea Utara secara resmi mengabadikan hak untuk menggunakan serangan nuklir pendahuluan untuk melindungi dirinya sendiri dalam undang-undang baru.
Undang-undang itu, menurut Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membuat status nuklir negaranya "tidak bisa diubah" dan melarang pembicaraan denuklirisasi.
Dalam pernyataan bersama, AS dan Korea Selatan menegaskan kembali bahwa dimulainya kembali uji coba nuklir "akan ditanggapi dengan respons seluruh pemerintah yang kuat dan tegas" dan kedua negara "bersiap untuk semua skenario".
(*)