Find Us On Social Media :

'Jangan ikut Campur!' Bak Kambing Hitam Gegara Lihat Cekcok Ferdy Sambo dan Putri Chandrawati di Magelang, Bharada E Ngaku Ditegur Keras Sosok Ini Usai Temui Brigadir J: Saya Gak Tahu Masalahnya

Foto Putri Chandrawati bersama Brigadir J sebelum kejadian

GridFame.id - Misteri tentang kasus penembakan Brigadir J mulai terungkap.

Satu per satu bukti bermunculan terkait kasus penembakan Brigadir J.

Keluarga juga terus mengawal penyidikan kasus penembakan Brigadir J.

Seperti diketahui, Polri sudah menetapkan KM, Bripka RR, Bharada E, dan Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan Brigadir J. Mereka dijerat pasal pembunuhan berencana subsider pasal pembunuhan. Komjen Agus Andrianto menyebutkan bahwa penyidik menerapkan Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP kepada para tersangka. Dikutip dari Tribunnews.com, Bripka RR dan Om Kuwat atau Kuwat Maruf bukanlah orang baru dalam kehidupan Ferdy Sambo dan keluarga. Kuwat Maruf sehari-hari bekerja sebagai sopir Putri Candrawathi, ia sudah mengabdi 7 tahun di keluarga Ferdy Sambo, atau tepatnya sejak 2015 silam.

Kuwat diduga mengetahui segala rencana Ferdy Sambo untuk membunuh Brigadir J sejak awal dan membantunya.

Ia juga ternyata sempat melarang Bharada E menemui Putri Chandrawati pasca cekcok di Magelang.

Baru-baru ini eks kuasa hukum Bharada E pun membocorkan detil kronologi kejadian sebelum penembakan dilakukan.

Baca Juga: Satu Indonesia Tetawa Puas! Salah Besar Terawang Kasus Pembunuhan Brigadir J, Mbak Rara Sempat Sebut Pelakunya Bukan Irjen Ferdy Sambo Tetapi Ada Kiriman Santet: Ferdy dan Istrinya Itu Korban Tipu Muslihat

Eks Pengacara Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, Deolipa Yumara mengatakan, Richard Eliezer sempat menjelaskan kronologis peristiwa menangisnya istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (PC) di Magelang. Bharada E, katanya, menjelaskan bahwa peristiwa yang terjadi mulai tanggal 6 Juli di Magelang, disinyalir menjadi pemicu pembunuhan terhadap Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Jakarta. Dari pengakuan Bharada E, kata Deolipa, pada tanggal 6 Juli 2022, Irjen Ferdy Sambo bersama istrinya Putri Candrawathi dan ajudannya, merayakan ulangtahun pernikahan di Magelang mulai pukul 22.00 WIB sampai pukul 01.00 WIB dinihari 7 Juli 2022.  Namun, kabar yang berhembus, kata Deolipa, usai acara itu, Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi sudah mulai bertengkar. "Tetapi Richard tidak tahu masalah apa yang tengah diributkan," katanya, pada acara Dua Sisi yang disiarkan di akun YouTube TVOne. Kemudian kata Deolipa Bharada E dan Brigadir J turun ke lantai bawah untuk istirahat, tidak terjadi peristiwa serius menurut mereka berdua. Karenanya acara berjalan dengan lancar.  Lalu, kata Deolipa, menurut Bharada E, pada tanggal 7 Juli 2022 pagi sekitar pukul 08.00 WIB, Irjen Ferdy Sambo sudah berangkat ke Jakarta untuk menjalani aktivitas bekerja. Namun, istri Irjen Ferdy Sambo Putri Candrawathi bersama Bharada Richard Eliezer, Brigadir Yosua, dan Brigadir Ricky, masih berada di Magelang.  Bersama mereka juga ada Susi seorang pekerja rumah tangga, Kuwat sopir pribadi, dan seorang anak Ferdy Sambo dengan Putri. 

Baca Juga: 'Ibu PC Malu Untuk Mengungkapnya' Tangis Tak Mereda Pasca Tragedi Berdarah di Rumah Ferdy Sambo, Foto Putri Chandrawati Pegang Tangan Brigadir J jadi Sorotan Pada hari itu, katanya Brigadir Ricky (Bripka R) dan Bharada Eliezer mendapatkan tugas untuk mengantarkan makanan ke anak komandannya yang sekolah Taruna Magelang.  Sementara Putri Chandrawati di rumah bersama Kuwat, Susi dan Brigadir J namun tak berselang lama, Bharada E mendapatkan telepon dari Putri Candrawathi.  Putri menelepon Bharada E sembari menangis dan menanyakan keberadaan Bripka Ricky, karenanya Bharada E menyerahkan ponsel itu ke seniornya Brigadir Ricky.  "Di Magelang itu Ricky dan Richard itu diperintahkan antar makanan anaknya Pak sambo di Taruna Nusantara sekitar jam 6 sore. Lalu Richard ditelepon Putri yang bertanya, Ricky dimana? Tolong kemari sembari menangis. Richard ngasih handphone ke Ricky. Lalu mereka buru-buru pulang," kata Deolipa. Putri yang menelepon dengan menangis membuat Bharada E bingung, namun, kata Deolipa, Bharada E mengaku tidak tahu apa isi pembicaraan Ricky dengan Putri Candrawathi.  Ketika sampai di rumah, katanya Bripadir Ricky dan Bharada E bertemu dengan Kuwat, sopir pribadi, mereka ingin naik ke atas untuk melihat kondisi Putri Candrawati namun, mereka dilarang oleh Kuwat.   "Sampai di rumah, Ricky dan Richard naik ke atas, tapi ada namanya Kuwat. Kata Kuwat, Sudah Richard (Bharada E) jangan ikut campur," kata Deolipa.  Menurut Deolipa saat itu Brigadir J sudah berada di lantai bawah, Bharada E dan Brigadir R katanya sempat bertemu Brigadir J. "Akhirnya Richard turun. Pas interview, saya tanya ke Richard ada apa diatas. Dia bilang saya gak tahu bang, makanya saya turun saja. Ya, sudah di bawah saya ketemu Yosua. Tapi saya gak tahu persoalan apa. Tapi Kuwat marah-marah," ujar Deolipa. 

Baca Juga: 'Kasus Pembunuhan Direncanakan' Ramalannya Jarang Meleset, Viral Video Mbak You Diduga Terawang Kasus Brigadir J dan Irjen Ferdy Sambo, Dalangnya Bakal Segera Terungkap Bikin Netizen Satu Indonesia Merinding! Menurut Deolipa dari pengakuan Bharada E, pada saat Putri menangis, hanya ada Susi, Kuwat, dan Brigadir J atau Yosua yang menemaninya. Menurutnya, ada sesuatu yang terjadi sehingga membuat Putri menangis, saat Bharada E dan Brigadir Ricky mengantar makanan ke Taruna Nusantara. Pada Tanggal 8 Juli katanya rombongan Putri Candrawathi, Brigadir Ricky atau RR, Bharada E, Kuwat, anak Ferdy Sambo, dan Brigadir J berangkat dari Magelang ke Jakarta. Namun tidak seperti biasanya, Bripka R sebagai pangkat tertinggi daripada semua ajudan keluarga Ferdy Sambo menyuruh Brigadir J ikut satu mobil dengannya sementara, Bharada E, Putri Candrawathi, Kuwat, dan staf lainnya dalam satu mobil. Di salah satu rest area di jalan tol rombongan sempat istirahat. Kemudian rombongan lanjut berangkat ke Jakarta lalu pada sore hari, rombongan tiba di rumah pribadi dan di sana sudah ada Irjen Ferdy Sambo, kemudian setelah Test PCR, mereka pergi ke rumah dinas Duren Tiga. Di sinilah diduga terjadi pembunuhan Brigadir J oleh Bharada E yang diperintahkan Irjen Ferdy Sambo. Tak berselang lama Putri dan hanya ditemani dua stafnya pulang kembali ke rumah pribadi dengan pakaian berbeda. Setelah pembunuhan Brigadir J, Bharada E diduga ditawarkan Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo uang Rp 1 miliar berbentuk dollar sedangkan Bripka RR dan KM masing-masing Rp 500 juta.  Syaratnya mereka tutup mulut atas apa yang terjadi, dan uang akan diberikan jika kasus pembunuhan Brigadir J di SP3 atau dihentikan penyidikannya.

Baca Juga: Bak Bungkam Mulut Nyai Seribu Bahasa! Ngaku Tak Kenal Irjen Ferdy Sambo, Sosok Ini Malah Bongkar Fakta Kedekatan Nikita Mirzani dengan Seorang Brigjen: Dia Kebal Hukum!

Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Wartakotalive.com dengan Judul "Kronologis Menangisnya Putri Candrawathi di Magelang dari Bharada E, Ada Brigadir J Di Lantai Bawah